Dijemput Helikopter, Berobat Gratis ke Luar Negeri
Enaknya Jadi Nasabah dengan Tabungan Melimpah
Bank Indonesia (BI) semakin rajin menaikkan bunga kredit. Bagi perbankan, itu berarti bendera start memburu dana nasabah mulai berkibar. Jurus menawarkan deposito bunga tinggi sudah biasa. Kini, bank berlomba-lomba mengiming-imingi nasabah dengan layanan istimewa demi menambah pundi-pundi dana di brankasnya.
----
Marcellus Chandra, bos properti asal Surabaya, mengaku punya mobilitas tinggi dalam menjalankan bisnis. Surabaya-Jakarta adalah rute yang rutin diterbangi setiap pekan. Bahkan, dalam sebulan dia juga sering bolak-balik ke Bali untuk menengok kelancaran proyek properti apartemennya.
Untung dalam kesibukan yang mengerkah batang leher itu, pria yang akrab disapa Marcel ini masih bisa istirahat sejenak menggunakan layanan premium perbankannya di bandara. \"Paling sering pakai layanan premium di airport. Ada lounge prioritas dan gratis,\" ungkap presiden direktur PT Prioritas Land Indonesia itu. Marcel sudah tiga tahun ini bergabung menjadi nasabah premium salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.
Berbeda lagi dengan Presiden Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Eka Sari Lorena. Perempuan yang mengembangkan bisnis transportasi darat besar di Indonesia ini lebih memilih fasilitas perbankan premium yang fleksibel dan mampu mengikuti gaya hidupnya. \"Kadang untuk transaksi perbankan, saya biasa dijemput di tempat fitnes. Nasabah premium di Indonesia sekarang enak, banyak privilege dan dukungan,\" ujar nasabah bank dengan aset terbesar di Indonesia.
Belum lagi, untuk menambah keuntungan dalam berinvestasi, perempuan berambut pendek ini melakukan diversifikasi aset. \"Jadi, nanti bank bisa arahkan dana saya ke saham atau instrumen investasi lain. Kalau deposito tidak, karena itu (cara investasi) zaman dulu banget,\" jelasnya.
Duit besar dari pebisnis seperti Marcel dan Eka Sari tersebut tentu saja menjadi incaran bank-bank di tanah air. Apalagi, survei High Net Worth Individual (HNWI) yang dilakukan Julius Baer, sebuah bank swasta di Swiss, menunjukkan, pada 2015 mendatang, Asia bakal dihuni 2,67 orang superkaya, dengan kekayaan total USD 16,7 triliun. Negara-negara seperti Indonesia, Tiongkok, dan India diprediksi menjadi \"lumbung\" orang-orang kaya Asia tersebut.
Dalam laporan berjudul World Ultra Report 2012-2013 tersebut, Indonesia kebagian orang superkaya dengan kekayaan senilai USD 120 miliar, setara Rp 1.302,4 triliun (Rp 10.853 per dolar AS, Red), atau mencapai 70 persen dari total Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 yang baru saja disahkan akhir pekan lalu sebesar Rp 1.842,4 triliun.
Salah satu yang serius menggarap nasabah kelas kakap itu adalah PT Bank Mandiri (persero) Tbk. Senior Vice President Mass Banking Bank Mandiri Riza Zulkifli menuturkan, untuk mengambil hati nasabah premium, pihaknya memilih beradu kuat jaringan 54 priority lounge-nya yang tersebar di kota-kota terbesar di tanah air, terutama Jakarta.
Bukan hanya itu. Nasabah premium di bank berlambang pita emas itu juga tinggal booking jika membutuhkan ruang meeting. Fasilitas ini disediakan tanpa biaya. Memang, Riza menuturkan, layanan private banking Mandiri sangat bervariasi dan bergantung pada order nasabah. Termasuk yang kini paling sering digunakan adalah layanan yang berkaitan dengan bancassurance. \"Sering nasabah order rumah sakit di luar negeri. Kami bisa bantu akses ke rumah sakit internasional, seperti di Singapura, Shanghai, dan Hongkong. Sekali lagi, semua layanan ini free,\" paparnya kepada Jawa Pos.
Tentu saja, layanan cepat dan mewah itu perlu modal. Sejak Januari 2013 bank pelat merah dengan aset terbesar itu meningkatkan jumlah minimal dana kelolaan nasabah premiumnya dari minimal Rp 500 juta menjadi Rp 1 miliar. Mandiri pun mempermudah pembagian segmen nasabah lewat kartu Gold, Platinum, dan Private. \"Untuk kartu Private, total dana kelolaannya mulai Rp 20 miliar,\" terangnya.
Managing Director of Micro and Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, selain menjaring nasabah kaya di dalam negeri, pihaknya tengah membidik orang tajir Indonesia yang berada di luar negeri. Misalnya, Singapura, Hongkong, Malaysia, dan yang akan datang adalah Dubai. \"Bayangkan saja, potensi uang orang kaya Indonesia di Singapura yang nggak mau balik ke negaranya sendiri itu mencapai USD 300 miliar (sekitar Rp 33,9 triliun). Jadi, penawaran investment management lebih menarik bagi mereka,\" jelasnya.
PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk tak kalah mewah. Nasabah private banking pada segmen High Net Worth and Affluent ini dimanjakan dengan pelayanan Heli Taxi (helikopter). Nasabah kaya yang membutuhkan efisiensi waktu pun dapat memangkas waktu perjalanan dalam rute pusat kota (central business district area) ke Bandara Soekarno-Hatta, dan sebaliknya. \"Cukup banyak lho yang pakai fasilitas ini (helikopter). Bisa sampai sepuluh orang per bulan,\" ungkap Executive Vice President Divisi Customer Management and Marketing BNI Purnomo B. Soetadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: