Pendidikan di Belanda Mengutamakan Keterampilan dan Proses
Catatan Perjalanan Guru Favorit Jambi Ekspres 2013 Jambi ke Eropa
Oleh : Wasit Wcaksono
PERJALANAN ini diawali dengan Seminar Implementasi Kurikulum 2013 di Aula Dikbudpora Tebo yang diseponsori oleh Harian Pagi Jambi Ekspres. Narasumber kegiatan tersebut dari Badan Kurikulum Jakarta Pusat dan dibuka oleh Kadis Dikbudpora Tebo, Zulkipli.
Terbayang bagaimana seandainya saya adalah satu diantara 12 peserta lainnya dari kabupaten/kota se-Provinsi Jambi lainnya, menginjakkan kaki ke benua biru (Eropa). Hem, hati bergumam, dengan penuh harap dapat terwujud keinginan itu. Alhamdulillah, impian menjadi kenyataan.
Berawal dari seleksi mengirimkan portofolio tiga tahun terakhir, hingga mengirim naskah best praktis, lalu berbagai tes dan wawancara oleh praktisi pendidikan di Jambi. Akhirnya terlewatkan sudah perjalanan perjuangan itu, dan ini merupakan rentetan perjalanan seleksi yang panjang dan melelahkan.
Kemudian tibalah saatnya pengumuman, dan beberapa nama telah tercantum akan berangkat ke Eropa 9-17 November 2013.
Seperti perjalanan lainnya, perjalanan menuju Eropa memerlukan beberapa persyaratan diantaranya harus melakukan Medical Chek Up (MCU), pembuatan paspor dan visa yang disiapkan sebelum keberangkatan. Tentu merupakan pengalaman mengesankan karena baru ini kali pertama ke luar negeri. Wah, apalagi kalau sudah tiba di Eropa?
Pada Sabtu, 9 November 2013 pukul 17.30 WIB dengan pesawat Garuda Indonesia kami berangkat menuju Jakarta dan pada pukul 22.30 WIB dengan pesawat Garuda Indonesia menuju Abudabi, tiba pukul 06.00 WIB (03.00 waktu Abudabi). Setelah istirahat 1,5 jam, melanjutkan perjalanan ke Amsterdam, tiba pukul 15.15 WIB dengan suhu 0 derajat, (12.15 waktu Amsterdam) semakin jauh selisih waktu dengan Indonesia, 6 jam lebih lambat.
Hawa dingin menyapa kami dengan sedikit menusuk daging dan tulang. Namun setelah masuk keruang tunggu Imigrasi, suhu ruang semakin bersahabat, karena ada penghangat ruangan yang dipasang di keliling ruangan.
“Selamat Pagi, apa kabar” sapaan ramah dari petugas Imigrasi Belanda menyambut kedatangan kami. Membuat kami merasa tersanjung, tapi itulah idealnya petugas melaksanakan tugasnya, kelebihannya karena mereka bisa menyapa kami dengan sapaan Indonesia. Selebihnya bahasa Inggris.
Namun itu telah menjadikan penyejuk hati kami saat pertama kali menginjakkan kaki di Eropa. Dilanjutkan dengan pengecekan barang bawaan yang amat ketat, luar biasa antisipasi keamanannya. Beberapa saat menunggu kabar dari agen tour yang berangkat serempak dari Jakarta, mobil yang akan membawa kami berkelana di Eropa tiba dengan seorang sopir Belanda yang menguasai 5 bahasa asing, wajar, profesinya juga sebagai Guide, Marshal, ramah dan perhatian kepada kami.
Hujan pun menyapa saat kami menuju mobil yang akan membawa kami keliling Eropa. Awalnya biasa, air hujan, tapi sesaat kemudian seperti butiran-butiran es, namun bukan salju. Nafas kami mulai berubah saat itu, seperti merokok bila mengeluarkan udara dari mulut. Dalam bus yang lumayan besar, bersih dan lengkap vasilitas, termasuk toilet.
Kami memandang keluar, mengamati sekitar, ini Belanda, Amsterdam…! Melanjutkan perjalanan menuju Volendam, sepanjang perjalanan terlihat kota yang bersih dan rapi, kemudian menyusuri perkebunan yang luas, juga tertata rapi dan bersih, memang ada sampah daun kering yang gugur karena sat itu musim gugur, namun sampah plastik dan kertas tidak ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: