PR untuk Tanah Bukit Tiga Puluh
Dengan ditebangnya jernang-jernang jantan ini, maka jernang betina dalam menghasilkan buah melalui cara tidak kawin (apomiksis/reproduksi aseksual), yang akan menghasilkan keturunan yang secara genetik seragam, akibatnya keanekaragaman genetik jernang D. draco menjadi rendah. Karakter apomiksis pada Daemonorops ini telah dihipotesis oleh Dransfield pada tahun 1979 dan pada tahun 2012 penulis telah membuktikan melalui penelitian bahwa pada jernang D. draco ini memiliki karakter apomiksis (menghasilkan buah tanpa kawin).
Oleh karena itu, sudah sepatutnya Balai Besar TNBT yang bertugas untuk mengelola kawasan TNBT, ”turun gunung” untuk mengatasi permasalahan rendahnya keanekaragaman genetik tumbuhan jernang di dalam kawasan TNBT. Sosialisasi dan penyuluhan terpadu perlu segera dilakukan kepada suku-suku pedalaman yang mendiami kawasan TNBT, agar kedepannya jernang jantan ini tidak ditebangi lagi. Diharapkan dengan adanya pemahaman terhadap pentingnya jernang jantan untuk meningkatkan keanekaragaman genetik, kebiasaan yang kontra produktif dari masyarakat pedalaman ini dapat dihentikan.
Kedepannya diharapkan semoga tumbuhan jernang di dalam kawasan TNBT ini dapat dijadikan sebagai sumber bibit untuk pengembangan jernang di masa mendatang, sehingga nantinya resin merah ini dapat dijadikan sebagai salah satu produk unggulan di Provinsi Jambi khususnya dan Sumatra pada umumnya. Semoga.
(Penulis adalah Dosen Biologi di Fakultas Peternakan dan Fakultas Sains-Teknologi, Universitas Jambi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: