Puluhan Ribu Warga Diungsikan

Letusan yang datang jauh lebih cepat tadi malam bahkan di luar perkiraan Plt Kepala Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika. Kemarin siang, dia baru memperkirakan statusnya akan naik dari siaga menjadi awas. \"Kalau erupsi, berdasar pengalaman butuh satu bulan (sejak naik menjadi awas, Red),\" ungkap alumnus geofisika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Hasil monitoring Pos Pengamatan Gunung Api Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Ngancar aktivitas sejak Rabu (12/2) aktivitasnya meningkat tajam. Pada tanggal tersebut, gempa vulkanik terjadi 113 kali. Namun, pukul 00.00-06.00 kemarin, naik menjadi 208 kali. Lalu, pukul 06.00-12.00, menjadi 245 kali. Begitu pula dengan gempa vulkanik dalam. Kemarin, telah terjadi 83 kali. \"Kalau enam jam sebelumnya 39 kali,\" ujar Gede.
Gede mengatakan, untuk suhu air kawah masih berkisar di angka 57 derajat Celsius. Itu artinya ada penurunan dari pengamatan per 13 Februari 2014, dari pukul 24.00-06.00, sebesar 0,3 derajat Celsius. Sebab, pengamatan dari pukul 06.00-12.00, suhunya 57,4 derajat Celsius. \"Sehari sebelumnya 56 derajat Celsius,\" ungkapnya.
Menurut Gede, suhu air kawah di Gunung Kelud cukup tinggi. Sebab, sejatinya suhu normalnya berada di kisaran 51 derajat celcius. \"Kenaikan 6 derajat itu luar biasa. Sementara untuk erupsi butuh 20 derajat celsius lagi,\" terang pria asli Denpasar, Bali ini.
Sementara magmanya, kata Gede, juga terus berusaha naik ke puncak. Saat ini, jarak magma dengan puncak berkisar di antara 700 meter\"1 kilometer (km). \"Biasanya jaraknya 0,5 km untuk erupsi,\" ungkapnya.
Lalu berapa material yang tersimpan di kubah lava Gunung Kelud sekarang\" Menurut Gede, anak gunung menyimpan sekitar 16 juta meter kubik. Namun, dia berharap, tidak ada erupsi yang eksplosif. \"Harapannya hanya berupa leleran magma. Itu tidak eksplosif. Tapi kita lihat perkembangannya,\" terang Gede.
(die/baz/ut/ndr/hid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: