Puluhan Ribu Warga Diungsikan

Puluhan Ribu Warga Diungsikan

Letusan Hanya Berjarak Satu Jam dari Status Awas

   KEDIRI - Puluhan ribu warga di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Kelud tadi malam kalang kabut. Sebab, letusan gunung berapi itu datang lebih cepat. Sekitar pukul 22.50, erupsi dinyatakan sudah terjadi. \"Ya, Kelud sekarang sudah meletus,\" ujar Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Masykuri saat dihubungi Jawa Pos Radar Kediri lewat ponselnya, tadi malam.

   Letusan tersebut benar-benar datang jauh lebih cepat. Bahkan, hanya berjarak sekitar satu jam dari peningkatan statusnya dari siaga (level 3) menjadi awas (level 4) pada pukul 21.15. \"Berdasarkan informasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi), sekitar pukul 21.15 status Kelud naik dari siaga menjadi awas,\" kata Masykuri yang juga wakil bupati (wabup) Kediri, sebelumnya.

   Menurut Dandim 0809 Kediri Letkol Inf Heriyadi, seharian kemarin aktivitas Kelud meningkat tajam. Sejak pukul 12.00 hingga 18.00, terjadi gempa vulkanik dangkal yang mencapai 442 kali, gempa vulkanik dalam 190 kali, dan tekanan magma dari dalam 26 kali. Ini terjadi terus menerus selama enam jam.

   Selain itu, lanjut Heriyadi, suhu air kawah naik menjadi 57,3 derajat Celsius. Karenanya, begitu statusnya dinaikkan menjadi awas, TNI langsung mengirimkan truk ke sana untuk mengangkut para pengungsi. \"Ada enam unit truk dari brigif yang kami kirimkan,\" ujar lelaki yang juga anggota satlak PB ini. Ring I meliputi Desa Sugihwaras, Desa Babadan, dan Desa Sempu, Kecamatan Ngancar.

   Heriyadi mengatakan, total ada sekitar 4.000 pengungsi di wilayah ring I tersebut. Mereka akan diungsikan ke dua titik. Yaitu, Desa Segaran, Kecamatan Wates serta Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten.

   Di Desa Segaran menempati gedung sekolah dan balai desa sedangkan di Sepawon di gedung aula PTPN XII Ngrangkah. \"Termasuk 5.000 ekor ternak sapi dan kambing milik warga di ring I kami amankan,\" katanya saat dihubungi beberapa saat sebelum letusan terjadi. Dia menargetkan, semua sudah selesai diungsikan sebelum pagi ini.

   Namun, dengan letusan yang datang jauh lebih cepat tadi malam, semua benar-benar kalang kabut. Sebab, tidak ada yang mengira. Meskipun, siang harinya sempat dilakukan simulasi evakuasi para pengungsi.

   Pantauan wartawan koran ini, begitu ditetapkan statusnya naik menjadi awas, warga langsung berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Mereka banyak yang mendengar informasi itu dari jaringan ORARI dan RAPI.

   Warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar yang hanya berjarak sekitar sepuluh kilometer dari puncak Kelud langsung turun gunung menggunakan kendaraan seadanya. Mulai sepeda motor hingga kendaraan pribadi. Sebab, belum ada truk evakuasi yang datang.

   \"Dari sore sudah terasa gempa. Begitu dengar status awas, warga langsung panik,\" kata Agung, warga setempat, yang mengaku mendengar kabar peningkatan status melalui jaringan ORARI. \"

   Sekitar pukul 22.00, beberapa truk mulai datang. Bukan hanya milik TNI, tapi juga milik warga. Truk-truk itu standby di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan sebagai titik kumpul evakuasi.

   Meski demikian, hal itu tak menyurutkan kepanikan warga. Mereka tetap banyak yang memilih mengungsi sendiri dengan kendaraan masing-masing agar lebih cepat. Ratusan motor pun memenuhi jalanan. Turun gunung, dari Kecamatan Ngancar menuju Kecamatan Wates yang berada di dataran. Membawa barang-barang yang bisa diselamatkan.

   Karena itu, jalur Ngancar-Wates macet oleh motor-motor tersebut. Begitu pula Wates-Kediri, Wates-Plosoklaten, Wates-Blitar, dan Ngancar-Blitar. Apalagi, sesaat setelah letusan, langsung diiringi dengan hujan abu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: