Indonesia-Singapura Baik-baik Saja

Indonesia-Singapura Baik-baik Saja

JAKARTA - Meski banyak polemik yang muncul dalam hubungan Indonesia dan Singapura terkait penamaan kapal Usman-Harun, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan hubungan kedua negara tetap kondusif. Larangan kapal tersebut melintasi Singapura pun dinilainya bukan merupakan peringatan untuk hubungan kedua negara.

                \"Saya kira ini sifatnya bukan peringatan. Jangan seolah-olah menambahkan masalah seperti lain dari sebenarnya. Dan kita tidak menerima peringatan-peringatan seperti itu (dari Singapura). Ya ada pernyataan, Singapura menyampaikan pernyataan mereka dan Indonesia pun menyampaikan pernyataan kita,\" ujar Marty saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/02).

       Dalam kesempatan itu, Marty kembali menyatakan pemerintah Indonesia tidak akan mengganti nama kapal Usman Harun. Ia mengatakan, sudah berungkali pemerintah mengungkapkan tidak ada maksud untuk tidak bersahabat dengan Singapura. Penjelasan mengenai latar belakang kapal Usman Harun juga telah disampaikan. Namun, perbedaan pandangan sejarah kedua negara masih menjadi kendala.

       \"Meski begitu, kami tetap berusaha mengelola hubungan baik dengan Singapura. Kami sampaikan pandangan kita, kita majukan dengan baik,\" tandasnya.

       Perbedaan pendapat itu dianggap wajar olehnya. Ia mengatakan memang kadang kala ada beda pendapat antar dua negara bertetangga, bahkan negara yang sangat erat hubungannya. Marty sendiri menganggap maslah Usman-Harun telah selesai sejak 40 tahun lalu, ketika Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew berkunjung ke Indonesia dan berrziarah ke makam Usman-Harun di Kalibata.

       \"Perbedaan pendapat Kami tak bermaksud untuk menunjukkan tidak bersahabat, tapi hal ini sudah selesai. Kami juga terus menjalin komunikasi dengan menteri luar negeri Singapura, begitu pun Menteri Pertahanan juga melakukan hal yang sama dengan Menteri Pertahanan Singapura,\" ungakapnya.

       Kapal Usman Harun sendiri saat ini masih berada di Inggris. Rencananya pada bulan Juli nanti kapal tersebut akan dikirim ke Indonesia. Pemerintah Singapura yang memprotes adanya penamaan kapal Usman Harun tersebut akhirnya mengeluarkan larangan untuk Kapal Usman Harun melewati teretorial laut Singapura. Protes tersebut disampaikan Singapura karena Indonesia dianggap membuka luka lama dari keluarga korban pengeboman gedung The MacDonald House di Orchard Road.

       Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kemarin membatalkan konferensi pers untuk menanggapi pernyataan Menhan Singapura Ng Eng Hen. Selasa (18/2) lalu Ng Eng Hen menyatakan jika KRI Usman Harun Dilarang mendekat dan melintasi wilayah Singapura.

       \"Singapura tidak akan mengizinkan kapal militer bernama Usman Harun ini untuk meminta masuk ke pelabuhan-pelabuhan dan pangkapan-pangkalan Angkatan Laut,\" Ujar Ng sebagaimana dilansir AFP. Ng juga menyatakan mustahil SAF (Singapore Armed Forces) untuk berlayar bersama atau bahkan berlatih bersama kapal tersebut.

       Kabid Pemberitaan Puskom Publik Kemhan Kolonel Anton Iman Santosa mengatakan, pernyataan sikap Menhan akan ditunda karena menunggu perkembangan lebih lanjut. \"Menhan masih menunggu diplomasi antara kedua menteri luar negeri,\" ujarnya kepada wartawan kemarin.

                Sikap Menhan yang menimbulkan kesan takut itu berbeda 180 derajat dengan Ng. Meski negosiasi diplomatik masih dalam proses, Ng tidak ragu memasukkan KRI Usman Harun dalam daftar black list militernya. Sedangkan, Purnomo memilih menunggu hasil pertemuan Menlu Marty Natalegawa dengan Menlu Singapura K Shanmugam.

(mia/byu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: