Masyarakat Jangan Mau Jadi Tumbal
Ketiga, hindari politik transaksional; jual beli suara. Sekilas nampaknya memang sangat menguntungkan dan menggiurkan. Satu suara mungkin bisa mencapai seratus ribu rupiah atau lebih. Ada uang ada suara. Namun logika berpikir seperti ini sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan bangsa ini. Coba bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk seorang caleg untuk memperoleh dua ribuan suara demi memperoleh satu kursi di legislatif? Milyaran rupiah! Setelah mereka terpilih menjadi anggota dewan legislatif maka tujuan utama mereka diyakini tidak akan mewakili rakyat tetapi mencari cara mengembalikan modal yang telah dihabiskan.
Ada pula kesadaran yang dibangun di tengah masyarakat saat ini dengan fameo ‘ambil uangnya, jangan pilih orangnya’. Hal ini juga tidak baik dan tidak bijaksana. Ungkapan ini mengajarkan masyarakat untuk berbohong dan menanamkan mental korup. Yang paling tepat adalah, ‘jangan ambil uangnya, jangan pilih orangnya’. Ini cara mengabaikan mereka. Ini hukuman sekali gus pendidikan bagi sang caleg. Saatnya masyarakat mendidik caleg-caleg yang ‘calak’!
Akhirnya, hanya masyarakat yang memiliki pemahaman dan kesadaran berdemokrasi yang baiklah yang akan selamat dari berbagai ‘tindak kejahatan’ yang mungkin saja terjadi dan dilakukan oleh orang-orang atau golongan-golongan tertentu demi kepentingan tertentu selain kepentingan Bangsa dan Negara pada pemilu mendatang. Intinya ‘Jangan Mau Dikorbankan!
Dosen IAIN STS Jambi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: