Menakjubkan, Butuh Sentuhan

Menakjubkan, Butuh Sentuhan

Serpihan Surga di Bidukbiduk Kabupaten Berau

Teriknya mentari tak mampu menembus ribuan pohon kelapa yang tumbuh subur di sepanjang Pantai Harapan, Kecamatan Bidukbiduk, Kabupaten Berau – Kalimantan Timur. Angin sepoi-sepoi menambah kesejukan, membuat betah berlama-lama menikmati keindahan alam. Ya, di kecamatan terujung pesisir selatan Berau ini, tersimpan “serpihan surga\".

 

Kecamatan Bidukbiduk merupakan satu dari 13 kecamatan yang ada di Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau. Untuk menuju ke Berau, bisa ditempuh dengan perjalanan udara atau darat dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Di Bandara Internasional Sepinggan, berbagai maskapai menawarkan penerbangan ke Berau dengan waktu perjalanan 40-60 menit. Seperti Garuda Indonesia, Wings Air, Sriwijaya Air, dan Kalstar Aviation.  Jika Anda berjiwa petualang bisa melalui jalan darat dari Balikpapan-Samarinda-Bontang-K utai Timur-Berau. Waktu tempuh diperkirakan sekitar 16 jam menggunakan mobil travel.

Tiba di Bandara Kalimarau Berau, wisatawan akan dibuat takjub dengan bandara berbentuk burung walet yang dibangun sendiri oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dengan anggaran sekitar Rp 450 miliar. Ya, bandara ini memang sengaja dibangun bagian dukungan untuk meningkatkan kunjungan wisata, seperti Kepulauan Derawan yang sudah terkenal hingga mancanegara, dan mempermudah masuknya investor.

Untuk mencapai Bidukbiduk diperlukan waktu perjalanan darat sekitar 5 jam dengan mobil travel. Memang waktu tempuh yang lama. Namun, dijamin waktu tersebut tak ada artinya dengan keindahan-keindahan alam yang disajikan.

Soal penginapan tak perlu risau. Terdapat sejumlah penginapan dengan berbagai fasilitas dan aneka kuliner khas pesisir yang memanjakan lidah.

Tiap kampung di Bidukbiduk menyimpan potensi wisata tersendiri. Seperti Kampung Teluk Sumbang. Kampung itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Bentangan pantai mencapai 40 kilometer sangat indah. Pantainya penuh dengan batu-batu karang yang bertumpuk seperti bongkahan raksasa yang kuat, meski diterpa ombak besar  saat air laut pasang. Bentangan pasir putih yang menghiasi bibir pantai menambah keeksotisannya. Di laut Teluk Sumbang antara Tanjung Mangkaliat-Pulau Kaniungan sampai dengan laut Kalindakan, adalah wilayah “bermain” ikan duyung, paus, dan lumba-lumba.

Di Bidukbiduk ada satu kampung yang dipisahkan oleh Teluk Sulaiman, yakni Kampung Teluk Sumbang.  Kampung ini mempunyai hutan yang masih bagus serta memiliki potensi wisata laut dan wisata petualangan yang cukup menantang.  Yang lebih berkesan, ada air terjun yang hanya beberapa meter dari bibir pantai.

Keunikan air terjun dan potensi wisata di Teluk Sumbang adalah lokasinya yang berhadapan dengan laut.  Posisi ini seakan memberikan kesan bahwa usai berenang di laut, tinggal beberapa langkah menuju air terjun untuk mandi air tawar.

Air terjun itu memiliki tiga tingkatan. Pertama, air terjun setinggi 5 meter yang berjarak 1,5 km ke dalam hutan. Kedua, air terjun setinggi 30 meter yang berjarak 500 meter dari air terjun pertama. Bila bertemu air terjun itu Anda akan menikmati rasa ketenangan yang mendalam sambil memandang keanggunan air terjun. Pelangi menyembul malu-malu dari balik percikan air terjun yang turun membetuk kolam biru hijau yang warnanya sangat indah dan unik. Air terjun inilah disebut-sebut bidadari sesungguhnya Kampung Teluk Sumbang. Susah ditemukan tapi sangat menawan.

Memang belum banyak yang menyediakan jasa angkutan laut menuju Teluk Sumbang.  Namun, bila ingin melihat berbagai keunikan di kampung ini, warga bisa menumpang perahu milik warga, menyeberangi Teluk Sulaiman. Tarifnya juga tidak terlalu mahal. Sebaiknya, menikmati keindahan pesisir pantai menjelang sore hari.

Teluk Sumbang, salah satu kampung yang sudah cukup lama ada. Masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis, termasuk Dayak Basap. Penduduk Dayak Basap ini tinggal di rumah yang disiapkan pemerintah. Mereka ini pula, yang menekuni kegiatan kerajinan tangan dari rotan yang terkenal halus dan motif yang indah.

Di dalam kawasan yang tidak terlalu luas ini, masyarakat juga sudah menikmati listrik di siang hari, yang dibuatkan oleh Pemkab melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).  Dengan ketersediaan listrik ini, aktivitas siang hari di rumah warga juga terlihat, terutama dalam mengolah hasil industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: