>

Publik Jangan Terjebak Kemilau Jokowi

Publik Jangan Terjebak Kemilau Jokowi

JAKARTA - Pengamat Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk mengingatkan bahwa euforia yang mendorong pencapresan Joko Widodo (Jokowi) mirip dengan fenomena Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pemilu tahun 2004 dan 2009.

Apabila Jokowi terpilih sebagai presiden pada pemilu 2014 maka dikhawatirkan kondisi pemerintahannya akan seperti pemerintahan SBY. “Kita belajar tahun 2004 dan 2009 yang kelihatannya berkilau tapi hasilnya seperti ini, kena juga kita. Ini juga seperti ini,” ujar Hamdi dalam acara diskusi bertajuk ‘Mencari Tokoh Pesaing Jokowi’ di Jakarta, Rabu (26/2).

Menurut Hamdi, euforia terhadap satu sosok pemimpin nasional saja dapat membuat proses demokrasi menjadi tidak sehat. Oleh karenanya, sambung Hamdi, ia bersama Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) memunculkan 19 tokoh pemimpin potensial.

Ia pun meminta masyarakat untuk membuka diri dengan tokoh-tokoh pimpinan nasional selain Jokowi. “Harusnya kita tidak cepat puas melihat kemilau ini. Jangan lihat sekejap itu emas, emas. Gawat juga kita, apa betul (Jokowi) ini yang terbaik, buka kemungkinan-kemungkinan, jangan takut, itulah demokrasi yang sehat,” tandasnya.

Sebelumnya, KBPI menantang 19 tokoh dari penggerak sosial, pemimpin bisnis, birokrat hingga intelektual untuk menjadi calon pemimpin nasional.

Kesembilan belas tokoh yang masuk dalam radar KBPI dianggap telah memenuhi standar kompetensi, kapabilitas, dan integritas untuk bersedia maju dalam ajang seleksi kepemimpinan nasional sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2014.

Dari kalangan birokrat, diantaranya Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), Suyoto (Bupati Bojonegoro), Rustriningsih (mantan Wagub Jateng).

Dari sisi pemimpin bisnis, yaitu Dr Tahir (Founder Mayapada), Agung Prasetyo (CEO Kompas Gramedia), Chairul Tanjung (CEO Trans Corp), Beti Alisyahbana (ex-CEO IBM Asia Pasifik), Emirsyah Satar (CEO Garuda), Ignatius Jonan (CEO KAI), Sudhamex (CEO Garuda Food), dan Sri Mulyani (Direksi Word Bank).

Sedangkan dari pegiat sosial, yakni Jusuf Kalla (mantan wapres/ketua PMI), Tri Mumpuni (wairausaha sosial), Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum PP Muslimat NU), serta dari intelektual seperti Imam Prasodjo, Faisal Basri, dan Onno Purbo (Akademisi).

(dil/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: