>

Mengenal Kerupuk Jangek Chaniago Titi Masril

Mengenal Kerupuk Jangek Chaniago Titi Masril

Bekal Ketekunan, Raup Omset Ratusan Juta Dalam Sebulan

NIKMATNYA kerupuk jangek ternyata berimbang dengan nikmat pendapatan yang dihasilkan. Itulah yang dirisanakan Titi Masril, pemilik usaha kerupuk jangek Chaniago, usaha rumahan miliknya mampu meraup omset hingga seratus juta dalam sebulan.

YUNITA SARI. S 

 

Kerupuk sering kali menjadi makanan pelengkap dalam santapan sehari-hari. Bahkan ada yang bilang, belum lengkap makan tanpa kerupuk. Begitupun dengan kerupuk jangek, salah satu jenis makanan ringan asal sumatera barat ini menjadi salah satu panganan favorit di berbagai kalangan.

Melihat peluang, Titi Masril (59)mencoba untuk menggait peruntungan dari renyahnya kerupuk jangek. Tak disangka, dari gurihnya kerupuk jangek buatannya ternyata dapat mengepulkan asap dapur Titi. Tak tanggung-tanggung, dalam sebulan perempuan ini mengaku mampu mengantongi omsetsekitar Rp 90 hingga Rp 100 juta.

“Awalnya ingin merambah dunia usaha dengan mendirikan usaha yang  dapat memberi pemasukan lebih untuk keluarga. Dan saya melihat peluang yang cukup besar dari usaha kerupuk jangek,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Mengawali usahanya di tahun 2009, ibu 3 anak ini merintis usaha dari nol kala itu dengan bermodalkan uang Rp 5 juta. Masih sulitnya bahan baku kala itu membuat perempuan pemilik rumah usaha kerupuk jangek chaniago yang beralamat di Lorong Kopi II, Kebun Kopi ini memasok bahan baku kulit sapi dan kerbau dari sang kakak yang berdomisili di Sumatera Barat.

“Awalnya masih kecil-kecilan dan dititipkan di rumah makan dan warung-warung kecil hingga kewilayah Tungkal Ulu,” tuturnya.

Namun, niat ingin sukses dan Berjaya berkat usaha ini terlalu besar sehingga ia memutuskan untuk fokus menekuni usaha ini mulai dari mencari pasokan bahan baku lokal, pembuatan brand serta izin dari dinkes.

Seiring berjalannya waktu, produk kerupuk jangek Chaniago yang awalnya baru dimasukkan ke Mandala, kini sudah mengisi 25 tempat baik minimarket, swalayan hingga mall yang tersebar di jambi. Bahkan, kini usaha kerupuk jangek chaniago tak hanya dikenal di kota jambi namun juga sudah menjadi pemasok yang menghadirkan bahan baku kerupuk jangek setengah jadi ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta,padang dan berbagai kota lainnya.

Hingga kini, omset dari penjualan kerupuk jangek ini terus meningkat. Yang awalnya kerupuk janget Titi beromset Rp 8 jutaan dari tahun 1994 hingga 2004, kini omset yang diterimanya bias mencapai RP 100 jutaan.

“Dalam sebulan bisananya penjualan bias mencapai 1 ton yang didistribusikan ke berbagai tempat di jambi dan luar daerah. Namun tetap disesuaikan juga dengan bahan baku,” tuturnya.

Dari segi  harga, kerupuk jangek yang ditawarkan Titi sendiri memiliki harga yang cukup terjangkau, dimana untuk kemasan yang sering dipajangnnya di mal, swalayan dan mini market, dilepas olehnya dengan harga Rp 6.500. Sedangkan untuk pembelian secara kiloan ditawarkan olehnya dengan harga Rp 110 ribu bagi kerupuk jangek yang sudah digoreng. Setiasp harinya, ia memasok 90 bungkus sampai 100 bungkus perhari ke mall dan swalayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: