>

Gaikindo Usul BBM Subsidi Dihapus

   Gaikindo Usul BBM Subsidi Dihapus

JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengusulkan kepada pemerintah agar subsidi bahan bakar minyak (BBM) dihapuskan untuk semua jenis mobil. Hal itu dicetuskan karena mobil murah ramah lingkungan (low cost green car) selalu disalahkan atas membengkaknya konsumsi BBM subsidi.

                \"Kalau pendapat saya solusinya hilangkan saja subsidi BBM-nya. Tidak perlu lagi dibantu pemerintah karena yang beli kendaraan (mobil) ini harusnya sudah memiliki kemampuan untuk membeli BBM non-subsidi,\" ujar Ketua Umum Gaikindo, Sudirman MR disela kunjungan petinggi PT Astra International Tbk ke Kementerian Perindustrian kemarin (11/4).

                Sudirman selaku Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menegaskan, sedari awal telah menutup peluang mobil murah mengkonsumsi BBM subsidi. Produsen telah menuliskan di buku panduan bahwa mobil tersebut hanya boleh diiisi dengan bahan bakar oktan tinggi RON 92 (non subsidi).\"Sudah ditulis dan dipasangi stiker di tutup bensinnya, harus pakai yang oktan tinggi,\" sebutnya.

                Bahkan dia mengaku untuk Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, lubang bensinnya telah disesuaikan dengan ukuran selang pengisian bahan bakar non subsidi.\"Jadi sejak awal produksi itu kami sudah memasang dengan lubang ukuran kecil, itu untuk Pertamax dan Pertamax plus. Kalau pemiliknya bisa mengisi premium, apakah dia pakai alat bantu, kita tidak tahu,\" ungkapnya.

                Seperti diketahui, akhir bulan lalu Menteri Keuangan mengaku telah mengirimkan surat kepada Menteri Perindustrian terkait evaluasi pemberian insentif bagi mobil murah ramah lingkungan seperti yang tertuang dalam PP No 41/2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

                Intinya, Menkeu menanyakan soal penggunaan BBM subsidi untuk mobil LCGC. Padahal hal itu jelas-jelas dilarang. Untuk kategori mobil LCGC dengan mesin motor bakar cetus api, diwajibkan menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi research octane number (RON) 92. Adapun, untuk kategori motor bakar nyala kompresi, harus menggunakan bahan bakar cetane number(CN) 51.

                Menanggapi hal ini, Menteri Perindustrian, Muhamad S Hidayat mengatakan sebenarnya jumlah pemilik mobil LCGC yang mengkonsumsi BBM subsidi jauh lebih kecil dibandingkan yang taat mengkonsumsi BBM non-subsidi.\"Sebenarnya lebih banyak yang taat menggunakan BBM non-subsidi. Dari 10 LCGC yang anda temui, sekitar tujuh diantaranya pakai non-subsidi, paling hanya tiga yang konsumsi BBM subsidi,\" tukasnya.

                 Sebagai solusinya Hidayat mengusulkan agar bentuk lubang pengisian bahan bakar di mobil LCGC dilakukan perubahan semaksimal mungkin. Bahkan bila perlu berbentuk segitiga agar sulit untuk disalahgunakan.

\"Mungkin nanti bentuknya segitiga atau apa. Nozzle-nya juga harus dirubah, saya akan menemui Dirut Pertamina untuk membicarakan ini,\" jelasnya.

(jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: