>

Koalisi Partai Islam Arahkan Konstelasi Politik

Koalisi Partai Islam Arahkan Konstelasi Politik

JAKARTA - Anggota Majelis Syuro PKS, Almuzzammil Yusuf mengaku menyimak berbagai respon positif tokoh parpol Islam, ulama, dan ormas Islam dalam menyambut wacana koalisi partai Islam dalam mengusung capres dan cawapres di Pilpres 2014. Di sela-sela respon positif, Almuzzammil juga mencermati juga pihak yang bernada pesimis.

“Yang harus dipahami dari ide koalisi partai Islam ini adalah merubah peran partai-partai Islam dari sekadar penumpang yang diperebutkan oleh kendaraan atau partai nasionalis menjadi sebaliknya. Yaitu, partai-partai Islam berubah menjadi kendaraan besar yang mengarahkan konstelasi politik nasional,” kata Almuzzammil, Jumat (18/4).

Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR itu, jika partai Islam terpecah-pecah tak ubah seperti penumpang yang diperebutkan oleh pengemudi dan kondektur. “Sebaliknya jika kita bersatu maka kita sebagai pengemudi kendaraan besar dapat menawarkan program keumatan dan kebangsaan secara seimbang dan utuh beserta pelaku utamanya baik sebagai capres atau cawapres kepada partai nasionalis,” ungkapnya.

Ditegaskan Almuzzammil, fenomena kenaikan perolehan suara partai-partai Islam menunjukkan dukungan masyarakat tidak sepi kepada partai-partai Islam. “Angka di atas 30 persen suara Pileg 2014 dari kelima partai Islam bukanlah jumlah yang kecil. Saatnya momentum ini diambil oleh pimpinan partai Islam dan didukung oleh ormas-ormas Islam dengan jaringannya menyebar di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Di luar hitungan politis di atas, kata Muzzammil, pimpinan partai Islam perlu melihat koalisi ini dari keberkahan konsep berjamaah. “Bukankah kita diajarkan salat berjamaah yang nilainya 27 kali lipat daripada salat sendiri. Demikian pula halnya dengan strategi koalisi partai Islam secara berjamaah,” sarannya.

Untuk itu, Muzzammil meminta kepada pimpinan partai Islam agar tidak memandang sebelah mata terhadap kekuatan umat dan jangan apriori terhadap wacana ini. “Bismillah, jalan kan saja dulu. Kita sudah menyaksikan beberapa fenomena Pilkada yang dimenangkan calon tertentu tanpa diduga sebelumnya. Itulah bukti, tidak ada yang mustahil dalam politik. Fenomena itu juga bisa berlaku dalam Pilpres 2014,” pungkasnya.

(fas/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: