SLB Latih Kemandirian ABK
PERHATIAN dan kepedulian anak berkebutuhan khusus (ABK) tak lagi semata-mata memberikan barang atau keperluan lainnya. Kepedulian sekarang ini ditujukan supaya anak berkebutuhan khusus bisa mandiri dan tidak terlalu tergantung pada orang lain.
Konsep tersebut yang dikembangkan SLB Prof. Dr. Soedewi Masjhcun Sofwan, SH Jambi. Saat ini SLB menanamkan dan mengajari anak-anak supaya mandiri dan mampu melakukan pekerjaan seperti orang normal.
Kepala SLB Jambi melalui Waka Kesiswaan, Hj. Risa Farida menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kesulitan dalam belajar, karena mempunyai kelainan fisik, mental maupun sosial.
“Selama ini ada anggapan negatif ABK merupakan anak yang kondisinya di bawah rata-rata. Padahal sebenarnya yang termasuk ABK bukan hanya anak-anak yang kondisinya di bawah rata-rata. Namun juga ada anak yang kondisinya di atas rata-rata. Hanya saja mengalami kesulitan belajar, sehingga memerlukan pendampingan khusus,” ujar Risa kemarin.
Diungkapkannya bahwa disini anak-anak belajar berbagai ilmu pengetahuan dan juga ketrampilan seperti menari, bermain alat musik, menyanyi dan membuat kerajinan tangan. “Mereka membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih dibandingkan anak-anak lain. Jadi perlu kesabaran dan keiklasan mendampinginya,\" ungkapnya.
Diakuinya bahwa kemandirian anak-anak di SLB sudah sangat baik. Meskipun memiliki keterbatasan, mereka tidak manja dan bisa melakukan aktivitasnya sendiri.
\"Walaupun anak-anak memiliki kekurangan secara fisik, tapi banyak bakat terpendam yang mungkin tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Lihat saja ada anak terbatas penglihatannya dapat memainkan piano. Ada juga anak lain yang tidak bisa mendengar dan mampu menyanyikan lagu tiap baitnya lewat bahasa isyarat dengan sangat antusias, selain itu ada anak yang pandai melukis,\" pungkasnya.
(lia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: