Budaya Dan Demokrasi
Saat ini seolah-olah ada pembiaran yang terjadi terhadap lunturnya nilai adat/budaya yg selama ini kita yakini mampu mempersatukan perbedaan yang terjadi pada tingkatan masyarakat. Apakah ini dikarenakan sistem demokrasi pancasila yang sudah dipilih atau memang peranan pemangku negeri sudah diabaikan atau memang sudah tidak berfungsi sebagai mana mestinya? Hal ini harusnya menjadi PR bagi seluruh komponen masyarakat mulai dari pemerintah, orang adat, ulama, cendikiawan dan pemuda di dalam meletakkan kembali pondasi bagi generasi penerus kita baik ditingkatan desa, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi dan negara.
Rekonsiliasi itu bukan agenda 5 tahunan namun merupakan agenda harian yg harus selalu dilakukan sehingga masyarakat kita siap dalam kondisi terburuk sekalipun. Dapat dibayangkan seandainya penjajahan itu terjadi pada saat ini mungkin tidak lebih dari 7X24 jam bangsa ini dapat ditaklukkan karena sudah rapuh dan persatuan hanya slogan semata.
Oleh karena itu kita sebagai bagian dari sub sistem dari budaya dan sub sistem dari demokrasi itu sendiri harus mulai membenahi diri didalam menjaga budaya sebagai warisan leluhur, dan menjalankan demokrasi sebagai ketetapan pendiri bangsa tanpa harus kehilangan jati diri kita sebagai mahluk sosial yg memiliki nilai norma dan etika didalam berinteraksi.
Kita berharap perubahan tersebut dapat dimulai diri kita, keluarga, lingkungan kecil kita lalu akan menjadi contoh bagi yg lain. Jadi khususnya bagi para generasi penerus bangsa ini jangan malu atau takut utk memberikan contoh yg baik meskipun harus mendapat cibiran. Yakinlah bahwa apapun yg kita lakukan saat ini bukan utk diri kita, namun utk generasi penerus kita. Salam PERSATUAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: