>

Kader Bentrok, Elit Golkar Terpecah

Kader Bentrok, Elit  Golkar Terpecah

  Sejumlah fungsionaris lain juga menyampaikan hal yang sama. Agung kemudian menyimpulkan bahwa Partai Golkar harus bisa melakukan perubahan. Karena itu, dirinya menetapkan dibentuknya sebuah Presidium Penyelamat Partai Golkar. \"Kalau dipercaya, akan saya pimpin langsung,\" ujar Agung sambil disetujui peserta pleno.

  Presidium Penyelamat Partai Golkar itu sendiri sejatinya adalah rencana lama yang sudah dipersiapkan sejumlah tokoh yang melawan Ical. Agung kemudian juga menyebut satu persatu anggota Presidium itu. \"Anggotanya adalah Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Thohari, Zainudin Amali, Agus Gumiwang Kartasasmita, Laurence Siburian, Yoris Raweyai, Agun Gunanjar Sudarsa, Ibnu Munzir, dan Zainal Bintang,\" ujarnya.

  Keputusan Presidium itu, kata Agung adalah menyelenggarakan Munas selambat-lambatnya pada Januari 2015. Agung mengusulkan Ketua Penyelenggara adalah Ketua Mahkamah Partai Muladi yang juga hadir dalam pleno. Sementara Ketua Secretary Committee adalah Ibnu Munzir, dengan Ketua Organizing Committee adalah Djasri Marin.

  \"Presidium juga merehabilitasi dan mengembalikan nama Agus Gumiwang, Nusron Wahid, dan Poempida Hidayatulloh sebagai kader Partai Golkar,\" ujarnya. Agung juga menyebut jika pelaksanaan Munas akan dilaksananakan antara tanggal 15-25 Januari 2015 di Jakarta.

  Sekitar satu setengah jam setelah terbentuknya Presidium itu, Ical memberikan keterangan pers di kantornya, kawasan Menara Epicentrum, Jakarta. Ical didampingi oleh sejumlah pengurus memilih keluar dari pleno di DPP Partai Golkar, ditambah dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung. Menariknya, Muladi yang ditetapkan sebagai Ketua Munas versi Presidium juga hadir mendampingi Ical.

  Ical memastikan jika pelaksanaan Munas Partai Golkar ke-IX tetap dilaksanakan mulai 30 November di Nusa Dua, Bali. Rapimnas juga mengamanatkan kepada Ketum untuk membentuk kepanitiaan Munas. Dalam hal ini, Ical kembali menunjuk Ketua SC dan OC Rapimnas Jogja, Nurdin Halid dan Ahmadi Noor Supit menjadi panitia inti Munas dengan jabatan yang sama.

  \"Keputusan dari saudara Theo tadi adalah melaksanakan keputusan Rapimnas,\" ujar Ical.

  Ical mengaku menyesalkan sikap sejumlah pihak yang ingin memaksakan kehendak. Apalagi, Ical menilai pemaksaan kehendak itu dilakukan dengan kekerasan. Ical menyatakan siap untuk bertemu kepada pihak yang berbeda pendapat, demi menyatukan pandangan. \"Mari berkumpul, bertukar pikiran,\" kata Ical.

  Ical juga menyebut keberaaan presidium itu tidak sah, karena tidak diatur dalam anggaran dasar. Apalagi, Ical menilai mekanisme pembentukannya juga dilakukan diluar aturan partai. \"Itu dilakukan setelah pleno ditutup,\" cetusnya.

  Muladi yang diketahui hadir dalam pertemuan dua kubu pun angkat bicara. Saat ditanya usai pleno Presidium, Muladi menyebut jika pembentukan pleno diperbolehkan karena ada situasi yang mendesak. Namun, di depan Ical, Muladi menyebut jika hasil Rapimnas dibentuk melalui proses kelembagaan politik.

  \"Legalitas (Rapimnas) juga baik,\" kata Muladi.

  Muladi mengaku mengetahui jika dirinya diangkat sebagai Ketua Munas versi Presidium. Namun, dirinya menyebut jika pengangkatan dirinya tidak bisa ditolak langsung dalam forum pleno. \"Saya kemudian menyampaikan sms ke pak Agung kalau menolak (menjadi Ketua Munas). Sebagai Ketua Mahkamah Partai, saya harus netral,\" ujarnya.

  Akbar sendiri juga merasa prihatin dengan situasi internal Partai Golkar. Dirinya meminta agar suasana perpecahan itu segera diselesaikan. Salah satunya, adalah mempertemukan kedua belah pihak untuk membahas poin persatuan kembali. \"Kita minta Aburizal Bakrie untuk membuka komunikasi hati ke hati. Kita sepakat untuk melakukan komunikasi dialog,\" tandasnya.

  Di luar proses pleno Partai Golkar yang dipertanyakan keabsahannya, juga terjadi aksi bentrok dari kelompok massa yang sama-sama mengklaim berasal dari organisasi sayap Angkatan Muda Partai Golkar. Kubu yang dipimpin eks Ketum AMPG Yoris Raweyai menduduki kantor DPP Partai Golkar menjelang pleno yang direncanakan dimulai pukul 15.00 WIB.

  Namun, tidak lama kemudian muncul segerombolan massa yang mengenakan baju khas AMPG, dan bercelana layaknya Satuan Pengamanan (Satpam) ikut meramaikan kantor yang terletak di Jalan Anggrek Nelly, Slipi, Jakarta Barat itu. Mereka mengklaim sebagai AMPG yang sah dibawah pimpinan Ketum saat ini, Ahmad Dolly Kurnia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: