>

Ratusan Rumah Terendam, Jalan Putus

Ratusan Rumah Terendam, Jalan Putus

Banjir Melanda Dua Kabupaten

JAMBI – Banjir yang merendam dua kabupaten yakni Sarolangun dan Bungo membuat masyarakat menderita kerugian materil dan non materil. Ratusan rumah di dua  kabupaten tersebut terendam. Belum lagi ancaman penyakit yang menghadang para warga di sana.

Catatan koran ini, di Sarolangun dua desa terendam banjir. Dua desa tersebut yakni Desa Pulau pandan dan Muaro Limun. Akibat banjir tersebut‎, sebanyak 160 unit rumah semi permanen. Banjir tersebut akibat hujan lebat yang melanda wilayah Sarolangun dibeberapa akhir pekan ini. Puncaknya, kemarin malam (25/11). Akibat, sungai Batangasai meluap lalu merendam rumah warga.

Lokasi dua desa ini, merupakan wilayah yang dikenal rawan terkena banjir dari luapan sungai Bantang Asai. Karena dibibir sungai tersebut belum dibangun turap atau beton penahan air seluruhnya.  Sehingga debit air saat hujan deras melanda, tak tertahan lagi dan meluber ke pemukiman warga dua desa ini. Alhasil, pemukiman dua desa ini pun, menjadi langganan banjir ditiap musim penghujan tiba.

Pantauan dilokasi, air sungai meluap sampai masuk ke rumah penduduk, karena ketinggian air mencapai satu meter lebih.

Camat Limun Edwar, menerangkan meski air sudah memasuki rumah. Namun, warga tetap bertahan di rumah masing-masing dan belum ada inisiatif untuk mengungsi. “Kita minta warga tetap waspada, apabila ada barang-barang berharga cepat diselamatkan, karena debit air Batangasai masih naik,”terang Edward.

Edward pun menjelaskan, bahwa ada sekitar 160 rumah warga yang terendam banjir. Rumah –rumah warga yang tepat dibibir sungai terparah, karena ketinggian air mencapai dua meter. Selain itu, akses jalan warga menuju Desa Lubuk Resam pun ikut terendam dengan ketinggian 50 cm.

Masih kata Edward, akibat banjir ini, aktivitas warga setempat terganggu. Dan belum ada instruksi dari Dinas Pendidikan untuk meliburkan anak sekolah.  “Sekolah belum diliburkan, namun kalau banjir terus naik, tidak menutup kemungkinan sekolah akan diliburkan,”sebut Camat. 

Selain itu, belum ada laporan terkait korban jiwa maupun luka akibat banjir yang melanda dua desa di Kecamatan Limun ini.

Ditanya apakah sudah ada bantuan bencana banjir ini dari Dinas terkait, seperti BPBD dan Sosnaker,  Edward mangakui dari pihak BPBD hanya baru sebatas pendataan rumah-rumah korban bencana.

Sementara itu, Anggota DPRD Sarolangun, dari Fraksi Golkar, Muslim meminta instansi terkait harus cepat tanggap dan mendistribusikan bantuan dan obat-obatan. “Saya minta kepada dinas terkait, seperti harusnya cepat tanggap dengan persoalan banjir ini, ,”tegas Muslim.

Selain di Kecamatan Limun, sejumlah warga yang bermukim di pinggir sungai, seperti di Kecamatan Pelawan dan Sarolangun, juga terancam terhadap bencana banjir. Sebab, seperti tahun-tahun sebelumnya, jika memasuki musim hujan, dipastikan Desa Pelawan dan Kecamatan Sarolangun akan banjir.

Sementara itu, banjir di Kabupaten Bungo semakin mengganas. Setelah Dusun Sungai Buluh, beberapa dusun di Kecamatan Jujuhan seperti Pulau Jelmu dan Balai Panjang ikut diterjang banjir.
          Banjir yang melanda Jujuhan menurut informasi yang berhasil dihimpun koran harian ini, karena meluapnya air yang ada di Batang Jujuhan. Selain itu, air yang mengenangi pemukiman juga diperkirakan karena adanya kiriman air dari Batang Asam.
          Anwar, salah satu warga Pulau Jelmu ketika saat dikonfirmasi membenarkan bahwa dusun mereka sudah diterjang banjir. Menurutnya ada belasan rumah yang terendam banjir dan aktivitas masyarakat juga ikut lumpuh.
          “Banjir datang mendadak. Air juga sudah masuk kedalam rumah warga,” tuturnya.
          Ia juga menyebutkan bahwa banjir sempat membuat akses lalu lintas dari dusun Tanjung Belit kearah Rantau Ikil putus total. “Kendaraan tidak bisa lewat. Banjir benar-benar melumpuhkan aktivitas warga,” terangnya kembali.
          terpisah, Aris, warga Dusun Balai Panjang ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa masyarakat kelabakan untuk menyelamatkan harta-harta mereka, diantaranya adalah hewan ternak.
          “Warga tidak hanya sibuk memindahkan harta-harta mereka didalam rumah, sebagian warga juga ada yang mengevakuasi hewan ternak ketempat yang tidak kena banjir,” tutupnya.

(feb/Hnd)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: