Bank Syariah Jambi 2015

Bank Syariah Jambi 2015

(Memeta Peluang dan Tantangan)

Oleh : Suwardi, SE.Sy

 

Penulis gelisah, saat membaca berbagai artikel di media massa baik cetak maupun elektronik yang menggambarkan kondisis pasar Bank Syariah di Indonesia yang mengalami penurunan atau perlambatan kinerja pada semester I Tahun 2014. Barangkali kondisi demikian cukup wajar mengingat dalam catatan penulis sendiri, pertumbuhan aset perbankan syariah berdasarkan Statistik Perbankan Syariah sampai dengan April 2014 tercatat hanya sebesar 17,5 persen (yoy). Ini jauh di bawah rata-rata pertumbuhan sejak 2005 sampai dengan 2013 yang mampu mencapai 36,1 persen per tahun. Laju pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya sebesar 16,3 persen per tahun, prestasi Bank Syariah yang demikian menyebabkan Bank Syariah mendapatkan apresiasi sebagai  the fastest growing industry.

Namun, apabila kita berani berkata secara jujur dengan melihat data pertumbuhan Bank Syariah sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwasanya kemampuan alamiah perbankan syariah untuk tumbuh tinggi mulai menurun. Setelah mampu tumbuh mencapai 47,6 persen dan 49,2 persen pada 2010 dan 2011, laju pertumbuhan aset perbankan syariah menurun menjadi 34,1 persen dan 24,2 persen  pada 2012 dan 2013. Penurunan kinerja tersebut terus berlanjut pada 2014 hingga di bawah 20 persen, tak jauh dengan laju pertumbuhan perbankan konvensional.

Kondisi ini membuat upaya untuk mendorong peningkatan market share Perbankan Syariah di Indonesia kian menemukan gejala pasar yang penuh dengan hambatan dan tantangan yang cukup berat, secara data sampai dengan April 2014, pangsa perbankan syariah tercatat sebesar 4,88 persen atau sedikit menurun dari pangsa pada akhir 2013 sebesar 4,89 persen. Kelambanan atas penetrasi Bank Syariah di Indonesia secara umum juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional. Akan tetapi, meski secara nasional Bank Syariah di Indonesia mengalami kelambanan dalam hal penetrasi pasar. Penulis cukup mengapresiasi kinerja Bank Syariah di Prop. Jambi.

 

Statistik Pertumbuhan Bank Syariah Jambi

Dari berbagai data dan sumber yang penulis kumpulkan diperoleh sebuah gambaran bahwasanya pertumbuhan Perbankan Syariah di Prop. Jambi cukup menggairahkan. Tercatat, dari hasil kinerja hingga Juli 2014, untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), terbesar diperoleh dari tabungan yakni sebesar Rp. 583,97 Miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 12 persen dari tahun lalu (baca: 2013) yakni sebesar Rp. 520 Miliar. Selain dari tabungan, DPK yang berhasil di himpun melalui deposito sebesar Rp. 332 Miliar dan Giro sebesar Rp. 52 Miliar.

Bagaimana hal nya dengan aktivitas pembiayaan pada Bank Syariah di Jambi? Data yang berhasil penulis himpun menunjukkan jika penyaluran pembiayaan, masih dikonsumsi oleh pembiayaan konsumtif (baca: Murabahah) yakni sebesar Rp. 1,04 Triliun yang diikuti oleh Pembiayaan Produktif (baca : Kredit Modal Kerja) sebesar Rp. 754,18 Milyar dan modal Investasi sebesar Rp.  221,53 Milyar. Meski demikian, dari sisi asset Perbankan Syariah Jambi mengalami penurunan yakni hanya mencapai Rp 2,14 triliun. Dilihat dari sisi nominal, jumlah aset yang dimiliki masih lebih rendah dari periode 2013 yakni sebesar 2,15 triliun.

Akan tetapi, bagaimanapun keadaan Bank Syariah di Jambi pada saat ini, sebagaimana terurai tersebut di atas. Penulis cukup memberikan apresiasi kepada insan Bank Syariah yang terus mengembangan dan melakukan penetrasi pasar di tengah persaingan yang ketat dengan Bank Konvensional yang telah lama dikenal dan menjadi sumber permodalan bagi pengusaha di Jambi. Sebab, pertumbuhan yang cukup signifikan sejak Bank Syariah pertama di Jambi berdiri (baca: Bank Muamalat), kemudian disusul oleh BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah Jambi dan seterusnya Bank Mega Syariah, dan Bank CIMB Niaga Syariah serta Bank Sinar Mas Syariah, tercatat telah mempu menggaet nasabah – floating market di Prop. Jambi. Sehingga menjadikan Bank Syariah di Jambi kian tumbuh pesat di tengah peluang pasar yang masih terbuka di Prop. Jambi.

 

Peluang Bank Syariah Jambi

Peluang bisnis Bank Syariah di Prop. Jambi masih terbuka pasar yang cukup luas mengingat dari beberapa faktor. Pertama, psikologi masyarakat Jambi. Secara psikologi masyarakat Jambi merupakan masyarakat yang menginginkan adanya bisnis dan kerjasama yang saling menguntungkan dan juga memiliki prinsip kerjasama dan gotong royong dengan kultur budaya yang bersifat kekeluargaan. Hal ini dapat kita lihat di beberapa daerah di Prop. Jambi yang terjadi pada masyarakat kita – petani karet, petani sawit dan sebagainya yang masih menerapkan pola kerjasama dan bagi hasil – parohan, pertigaan, yang biasa dijalankan oleh pemilik kebun dengan penggarap kebun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: