Kemenhub : Air Asia Langgar Izin Terbang
Tim SAR Nekat Terjang Badai
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tetap bersikeras bahwa pesawat Air Asia QZ 8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata melanggar izin. Pasalnya, maskapai asal Prancis itu ternyata melayani penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada hari minggu yang tidak sesuai dengan perjanjian. Kemenhub pun menolak pernyataan dari Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) dan Changi Airport Group (CAG) yang menyatakan pesawat itu sudah berizin.
Penegasan itu dikatakan oleh Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) J.A Barata kemarin (3/1). Saat dihubungi Jawa Pos, Barata kembali menyatakan bahwa izin penerbangan yang dikeluarkan Kemenhub sesuai Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014/2015 untuk penerbangan yakni hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu. Namun, Air Asia melakukan pelanggaran dengan terbang pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu.\"Jadi saya tegaskan lagi itu tidak sesuai dengan perjanjian,\" jelasnya.
Berbeda pada saat summer atau musim panas. Ketika musim panas, Air Asia mendapatkan jatah penerbangan setiap hari. Mulai dari hari Senin sampai Minggu.
Jika memang benar ada pengalihan jadwal penerbangan itu, maka dipastikan Kemenhub kecolongan. Bahkan, ditengarai pelanggaran itu sudah sejak keluarnya izin terbang dari Kemenhub pada tanggal 26 Oktober 2014. Hal itu terlihat janggal. Padahal di setiap bandara, Institusi yang dipimpin Ignatius Jonan itu mempunyai pengawas yaitu Inspektorat.
Pria asal Manado itu menjelaskan, Kemenhub juga bingung dengan pernyataan CAAS dan CAG yang menjelaskan penerbangan Air Asia sudah berizin. Bahkan, dalam berita di surat kabar Singapura The Strait Times, bandara Changi sudah menyediakan slot pada pesawat itu untuk mendarat pukul 08.30 waktu Singapura. Dan terbang kembali ke Surabaya pukul 14.10 waktu Singapura. Dia mengatakan, terkait dengan klaim tersebut, Barata mengatakan besar kemungkinan izin yang di dapatkan Air Asia dari Kemenhub untuk penerbangan musim dingin itu tidak dilaporkan ke Singapura. \"Untuk kejelasannya tanyakan saja ke Air Asia. Mungkin dia belum melapor ke Singapura,\" ujarnya.
Terkait dengan kemungkinan adanya permainan di internal pihak pemberi izin, yakni Air Traffic Controller (ATC), Indonesia Slot Coordinator (IDSC), dan pihak bandara dalam hal ini PT Angkasa Pura (AP) serta Air Asia, Barata enggan berkomentar. \"Masih kami investigasi lagi. Secepatnya kami sampaikan hasilnya,\" ujarnya.
Terbangnya Air Asia QZ8501 pada hari minggu itu merupakan potret lemahnya pengawasan Kemenhub. Barata mengatakan Kemenhub akan melakukan evaluasi di semua petugas penerbangan. \"Kami akan perbaiki. Jika ada yang terbukti bersalah langsung kami tindak. Kami non aktifkan dari jabatanya,\" tuturnya.
Sementara itu, pelaksana tugas (plt) Dirjen Perhubungan Udara, Djoko Murdjatmojo setiap perubahan penerbangan, harus mendapatkan izin dari Kemenhub. Sampai dikeluarkannya izin penerbangan untuk Air Asia tujuan Surabaya-Singapura pada tanggal 26 Oktober, Djoko mengaku pihak maskapai asal Malaysia itu tidak mengajukan perubahan. \"Artinya mereka kan menerima,\" paparnya.
Djoko mengakui, praktik perubahan penerbangan secara tiba-tiba itu pernah dilakukan maskapai lain. Namun sayangnya dia enggan membeberkan nama maskapai tersebut serta tujuan pesawat itu. \"Ada tapi saya lupa,\" ucapnya.
Saat itu, kata dia, Kemenhub langsung memberikan sanksi. Namun hukuman yang diberikan tidak terlalu berat. \"Mereka kami berikan surat peringatan saja,\" ungkapnya.
Seperti yang diberitakan, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) menyatakan bahwa pesawat Air Asia QZ8501 telah memiliki izin dan slot landing di bandara Changi. Izin dan slot itu telah disepakati oleh otoritas penerbangan Singapura dan Indonesia.
Tim SAR Nekat Terjang Badai
Sementara itu, ekstremnya cuaca benar-benar dialami petugas Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) yang ada di laut Jawa. Wartawan Jawa Pos yang ada di kapal KN 101 Purworejo milik Bsarnas melaporkan, meski terus menerus dihadang cuaca buruk membuat tim pencari korban pesawat Air Asia nekat. Tim Basarnas kemarin (4/1) berhasil mengirim sejumlah penyelam ke lokasi pencarian pesawat. Namun, pada akhirnya penyelaman tetap tidak bisa dilakukan akibat cuaca ekstrem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: