Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif

Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif

Melalui Bimbingan Berkelanjutan di SMPN 12 Tanjabtim

Oleh  :  Anita Sriyuanti, S.Pd

Abstrak : Kooperatif atau kerjasama adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan menciptakan interaksi yang silih asuh. Sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Kepala sekolah selalu memimpin pembelajaran atau bantuan kepada guru agar senantiasa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar nya. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan Apakah bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif di SMP N 12 Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Sasaran penelitian ini adalah semua guru di SMP N 12 Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 19 orang. Dari hasil analisis didapatkan bahwa keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif pada siklus I 35% meingkat pada siklus II menjadi 97 % sehingga terjadi peningkatan 62%. Dapat disimpulkan bahwa apabila guru mendapat bimbingan berkelanjutan maka guru akan terampil dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif sehingga proses belajar mengajar akan menjadi lebih berkualitas dan menyenangkan

 

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif Bimbingan Berkelanjutan

 

PENINGKATAN mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka memperbaiki Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Berbagai upaya terus menerus dilakukan baik pemerintah, lembaga pendidikan maupun masyarakat. Antara lain dengan perubahan dari model pembelajaran yang tradisional (model atau metode pembelajaran yang lebih berpusat pada guru) ke pengembangan  model atau metode yang lebih berpusat pada siswa. Salah satunya menerapkan pembelajran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode yang digunakan dalam menyelesaikan tugas pembelajaran melalui kelompok siswa yang telah dibentuk (Siegel,2005).

                                Berdasarkan pengamatan penulis, pada saat melakukan supervisi akademik, hanya sebagian kecil guru SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur yang telah menerapkan pembelajaran kooperatif. Melihat kondisi tersebut penulis selaku kepala sekolah sekaligus pemimpin pembelajaran di sekolah merasa terpanggil untuk memperbaiki proses belajar mengajar di sekolah. Terutama meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif

                Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) melalui dua  siklus untuk melihat peningkatan keterampilan guru dalam penyusunan rencana pembelajaran kooperatif dan pelaksanaannya di kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur pada semester satu tahun 2013 mulai Agustus s.d Oktober 2013 dengan subyek semua guru SMP Negeri 12 Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 19 orang.

                                Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Teknik  pengumpulan  data dalam penelitian ini  adalah  wawancara,  observasi, dan diskusi.

Berdasrakan penelitian yang dilaksanakan pada tiap siklusnya, menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun rencana pembelajaran kooperatif dan pelaksanaannya dikelas dengan baik. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan penyusunan RPP pembelajaran kooperatif serta pelaksanaannya di kelas. Selanjutnya dilihat dari ketrampilan guru dalam pembelajaran kooperatif, terjadi peningkatan dari siklus ke siklus.

Pada siklus I hanya 21% guru yang tepat dalam memilih model pembelajaran kooperatif pada RPP yang telah dibuatnya. Pada siklus II 100% guru sudah memilih model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan materi pelajaran, terjadi peningkatan 79% dari siklus I. Pada siklus I pembagian kelompok siswa sesuai dengan kaidah dalam pembelajaran kooperatif hanya 63% guru yang menerapkan dan meningkat 100% pada siklus II. Terjadi peningkatan 37% dari siklus I. Komponen kemampuan guru dalam memberikan tugas kelompok pada siklus I hanya 40% guru yang dapat memberikan tugas kelompok dengan baik. Pada siklus II menigkat 100%, terjadi kenaikan dibandingkan pada siklus I yaitu 60%.

Pada siklus I 20% guru sudah menunjukkan peran aktifnya sebagai fasilitaror dan meningkat 80% pada siklus II. Terjadi kenaikan 60% dari siklus I. Komponen aktifitas siswa dalam kelompok pada siklus I 20% siswa yang aktif, pada siklus II terjadi peningkatan aktifitas siswa dalam kelompok yaitu 80% sehingga terjadi peningkatan 60% dibandingkan dengan siklus I. Komponen penilaian guru terhadap aktivitas siswa pada siklus I hanya 40% guru yang melakukan penilaian aktivitas siswa selama kerja kelompok, ini disebabkan guru tidak menyiapkan instrumen penilaian keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Pada siklus II 100%, guru sudah membuat format penilaian dan melakukan penilaian selama proses kerja kelompok ini terjadi peningkatan 60% dibandingkan pada siklus I. 

                                Untuk komponen penguatan hasil kerja kelompok pada siklus I 60% guru yang melakukan penguatan terhadap hasil kerja kelompok. Pada siklus II 100% guru sudah melakukan penguatan terhadap hasil kerja tiap-tiap kelompok, sehingga mereka mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan tugas kerja kelompoknya. Ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan yaitu 40% dari siklus pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: