Sempat Rendah Diri, Diet Keras, dan Akhirnya Sakit
‘‘Di AS, banyak cewek bertubuh besar punya pacar, begitu pula kemudian aku. Dari situ kemudian aku percaya bahwa perempuan berbadan besar punya kesejajaran dengan perempuan yang kurus,’‘ ucap perempuan berusia 41 tahun tersebut.
Pulang bersekolah di AS, Ririe sempat balik ke Indonesia sebentar sebelum meneruskan sekolah di Perth, Australia. Di ibu kota Australia Barat itu, dia mengambil kuliah bidang travel and tourism.
Perspektif Ririe pun semakin terbuka. Dari sanalah kemudian muncul ide bersama beberapa perempuan bertubuh besar untuk mendirikan X-tra L Indonesia.
Nah, berbagai pengalaman yang dialami sendiri dan cerita yang dia dengar dari sejawatnya di X-tra L itulah yang lantas dicurahkan di wall pribadinya di Facebook. Di dalam berbagai kisah tersebut, dia selalu tak lupa menyuntikkan semangat.
Di luar dugaannya, semua tulisan itu menjadi peletup motivasi banyak orang. ‘‘Banyak yang kena bully yang ngontak saya dan bilang bahwa tulisan saya menjadi motivasi untuk bisa bertahan. Itu mengharukan dan menyemangati saya buat terus menulis,’‘ tuturnya.
Salah satu yang terinspirasi tulisan-tulisan Ririe adalah Cindy Dwi Jayani Adi Putri. Menurut anggota X-tra L tersebut, buku Ririe menebalkan motivasi bahwa perempuan bertubuh besar tak perlu minder. ‘‘Kalau minder, malah membawa dampak sosial yang lebih buruk buat si perempuan itu,’‘ katanya.
Sebagai bagian dari promosi bukunya yang cover-nya dominan warna ungu dengan tulisan merah muda itu, Ririe juga menjadi pembicara ke sana-sini. Bagi dia, itu juga merupakan bentuk kampanye tak langsung melawan pem-bully-an kepada perempuan yang merasa dirinya kurang dan tak sempurna.
‘‘Intinya, aku ingin melawan stigma bahwa gendut itu jelek. Saya ingin menularkan prinsip bahwa cantik itu tak berarti kurus,’‘ tegasnya
(*/c5/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: