APBN 2016 Bernawacita?
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI F-PDIP Hendrawan Supratikno mengungkapkan bahwa penetapan APBN seharusnya mampu menjadi instrumen bagi pemerintah untuk bekerja dengan baik.
”Yang kami harapkan adalah kualitas implementasi dari APBN. Ini adalah instrumen fiskal, kami harap agar instrumen ini digunakan sebaik-baiknya. Jika pemerintahan kabinet Jokowi-JK punya slogan kerja, kerja, kerja, maka tidak banyak harapan kami. Ya bekerjalan dengan baik,” tuturnya di Jakarta, Sabtu (31/10).
Hendrawan juga berharap agar pemerintah bisa merealisasikan janji-janji kampanyenya yang terdahulu. Pembuktian itu, lanjutnya, penting bagi harkat dan martabat pemerintah dimata rakyat Indonesia. ”Buktikan bahwa janji yang pernah disampaikan itu bisa direalisasikan. Sebab, jika janji ini tidak bisa direalisasikan atau omdo (omong doang). Percuma,” tuturnya.
Harapan agar pemerintah mampu merealisasikan janji-janjinya juga datang dari ekonom ekonomi Didik J. Rachbini. ”Saya kira setiap pemerintahan sudah berupaya untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya. Sekarang problemnya adalah keadaan yang tidak memungkinkan untuk ekonomi tumbuh rata-rata 7 persen. Itu keadaannya yang tidak memungkinkan,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah semestinya dapat menyampaikan dengan baik kepada masyarakat bahwa janji itu belum mampu tercapai dalam situasi yang tidak memungkinkan seperti saat ini lantaran perlambatan ekonomi. ”Sehingga masyarakat tahu. Seperti kita menargetkan dapat A saat disekolah tapi ternyata dapat B, enggak apa-apa. Yang penting usaha kita kuat,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: