Berpusat pada Tiga Saudara dari Belgia

Berpusat pada Tiga Saudara dari Belgia

 Semua Pelaku Pakai Rompi Bom Bunuh Diri

 PARIS - Upaya untuk mengungkap identitas para pelaku teror di Paris pada Jumat malam (13/11) terus dilakukan. Pelaku yang identitasnya telah resmi terungkap adalah Omar Ismail Mostefai, warga kelahiran Prancis keturunan Aljazair.

 Pria 29 tahun itu merupakan seorang di antara tiga pelaku yang meledakkan diri di gedung teater Bataclan. Identitas Mostefai diketahui dari potongan jari di lokasi kejadian. Seorang lainnya yang diketahui dari paspor yang ditemukan di lokasi kejadian adalah Ahmad al-Mohammad, 25.

 Mostefai yang kelahiran Courcouronnes, 21 November 1985, tercatat delapan kali melakukan kejahatan kecil pada 2004-2010. Namun, dia tak pernah sampai masuk penjara.

 Teror di Prancis itu menewaskan total 129 orang sampai tadi malam WIB. Sementara itu, 352 orang lainnya mengalami luka-luka. Sebanyak 99 di antara jumlah tersebut berkondisi kritis. Jadi, sangat mungkin korban meninggal bisa bertambah.

 Insiden berdarah tersebut berlangsung di enam lokasi. Delapan pelaku tewas, baik karena ditembak polisi maupun meledakkan bom bunuh diri. Pemerintah Prancis menuding ISIS (Negara Islam di Iraq dan Syria) berada di balik serangan itu. ISIS juga telah mengklaim sebagai pelaku.

Jaksa Wilayah Paris Francois Molins mengungkapkan bahwa Mostefai sempat diawasi pada 2010 dengan tudingan terlibat kelompok radikal. Namun, entah bagaimana hingga sehari sebelum kejadian dia tidak pernah terlacak terlibat dalam jaringan terorisme.

 Begitu mengetahui Mostefai sebagai salah seorang pelaku, ayah dan kakak lelakinya yang shock dengan kenyataan tersebut langsung mendatangi pihak kepolisian. ‘’Mereka masih dimintai keterangan dan belum dipulangkan,’’kata Mollins seperti dikutip BBC kemarin (15/4).

 Empat orang anggota keluarga Mosefai lainnya juga masih ditahan. Mereka menyatakan sudah beberapa tahun tidak berhubungan dengan Mostefai setelah adanya konflik keluarga. Kakak lelakinya hanya mengetahui bahwa Mostefai beberapa tahun lalu telah bepergian ke Aljazair dengan keluarganya.

 Perburuan terhadap para pelaku lain yang melarikan diri juga terus dilakukan. Tujuh orang berhasil ditahan di Distrik Molenbeek, Brussels, Belgia. Polisi berhasil mengetahui posisi pelaku setelah melihat ada mobil VW Polo warna abu-abu dengan pelat asing di depan gedung teater Bataclan. Beberapa saksi mata menyatakan bahwa pelaku penembakan menggunakan mobil dengan pelat Brussels.

 Mobil sewaan tersebut digeletakkan begitu saja. Setelah diselidiki, di dalamnya terdapat surat tilang yang menjadi petunjuk polisi untuk mengetahui lokasi awal pelaku sebelum menyerang ke Paris. Salah seorang di antara tujuh orang yang ditahan diduga kuat memiliki keterlibatan dengan para pelaku. Meski saat mereka ditahan, polisi tidak menemukan senjata maupun bahan peledak.

 Pria yang tidak disebutkan namanya itu pada saat kejadian tengah berada di Paris. Dia adalah penduduk Prancis yang tinggal di Belgia. Dia bisa ditahan dalam operasi kendaraan yang digelar pihak kepolisian. Le Monde melaporkan, diduga dua saudara kandung pria itu termasuk yang tewas di Paris. Tiga bersaudara itulah yang kini menjadi pusat penyelidikan karena dianggap sebagai otak penyerangan.

‘’Bisa saya katakan bahwa sejauh ini mungkin ada tiga kelompok teroris yang bekerja sama dalam aksi biadab ini,’’ujar Molins. ‘’Kami harus menemukan mereka berasal dari mana dan bagaimana mereka mendapatkan pendanaan,’’tambahnya.

 Dia menambahkan bahwa seluruh pelaku yang memakai rompi bunuh diri juga dipersenjatai senapan otomatis. Namun, sejauh ini belum diketahui bagaimana tiga kelompok itu bisa berkoordinasi melakukan serangan yang hampir bersamaan dan apakah mereka menerima instruksi dari ISIS di Syria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: