Dalang Teror Paris Teridentifikasi

Dalang Teror Paris Teridentifikasi

Salah Satu Pelaku Pernah Tinggal di Bandung

PARIS - Informasi intelijen yang menyebutkan bahwa Abdelhamid Abaaoud berada di flat Saint Denis, target razia antiteror Kepolisian Paris Rabu lalu (18/11), benar adanya. Buktinya, salah satu tersangka yang tewas dalam razia itu belakangan teridentifikasi sebagai militan asal Belgia tersebut.

                ‘‘Abdelhamid Abaaoud baru saja resmi teridentifikasi sebagai salah satu tersangka yang tewas dalam razia di Saint Denis,’‘ terang Jaksa Paris Francois Molins dalam pernyataan tertulisnya. Jasad pemuda 27 tahun itu berada di dalam flat di Rue de la Republique yang menjadi sasaran razia pagi buta tersebut. Dia tewas dalam baku tembak dengan aparat.

                Dalam keterangannya, Molins menuliskan bahwa tubuh Abaaoud penuh luka. Terutama, akibat tertembus peluru aparat dan kena serpihan granat dan peledak. Untuk mengidentifikasi tersangka teror itu, Kepolisian Paris melakukan pemeriksaan sidik jari. Kemarin, hasil uji sidik jari keluar dan langsung diumumkan kepada masyarakat. Polisi yakin, tersangka yang sudah tak bernyawa lagi itu adalah Abaaoud.

                Sejauh ini, polisi meyakini militan keturunan Maroko itu sebagai dalang teror 13 November lalu. Meskipun, saat aksi keji itu terjadi, keberadaan Abaaoud tidak diketahui. Sebelumnya, informasi tentang pria yang disebut-sebut sebagai jagal paling aktif militan Negara Islam alias Islamic State (IS) atau Negara Islam di Iraq dan Syria (ISIS) itu simpang siur.

                Ada informasi yang menyebutkan bahwa Abaaoud berada di Distrik Molenbeek, Kota Brussels, Belgia, sebelum teror yang merenggut 129 nyawa itu terjadi. Kabarnya, dia berada di apartemen yang sama dengan Abdeslam Bersaudara. Tapi, saat serangan terjadi, Abaaoud diyakini berada di Syria. Ada juga yang melaporkan jika sinyal telepon genggamnya terlacak di sekitar Yunani.

                Selain Abaaoud, ada satu jasad lain di dalam flat yang kabarnya disewa oleh dua pemuda sejak sepekan sebelumnya tersebut. Si pemilik flat mengaku menyewakan propertinya kepada dua pria yang tidak dia kenal. Dia hanya mengenal mereka dari seorang temannya sesama warga Saint Denis. ‘‘Saya sama sekali tidak tahu jika mereka adalah teroris,’‘ kata pria yang dirahasiakan identitasnya itu.

                Jasad lain di dalam flat itu adalah milik wanita yang meledakkan dirinya ketika tahu bahwa polisi merazia tempat tinggalnya. Identitas wanita tersebut belum terungkap. Tapi, beberapa media Prancis menyebut wanita yang meledakkan diri menggunakan sabuk bom itu adalah sepupu Abaaoud. Kabarnya, wanita itu juga berasal dari Belgia.

                Razia yang diwarnai ledakan bom, granat dan baku tembak itu, makan waktu sekitar tujuh jam. Dalam operasi antiteror tersebut, polisi menggunakan berbagai senjata canggih yang mampu menimbulkan kerusakan berat. Maka, tidak heran jika pasca razia tersebut, hunian vertikal di Saint Denis tersebut porak poranda. Wajar jika jenazah Abaaoud dan wanita yang meledakkan diri itu tidak utuh lagi.

                Sebelunya, Kepolisian Paris melaporkan bahwa razia tersebut menewaskan tiga tersangka. Tapi, dalam keterangannya, Molins hanya menyebutkan dua. Salah satunya sudah bisa dipastikan sebagai Abaaoud. Terbunuhnya dalang teror Paris itu menuai reaksi positif pemerintahan Presiden Francois Hollande. Kemarin, Perdana Menteri (PM) Manuel Valls langsung mengapresiasi kinerja aparat.

      ‘‘Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa Abaaoud, otak serangan, sudah tewas,’‘ ujar Valls dalam jumpa pers di ibu kota. Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Sebab, bisa jadi, masih ada dalang lain. Itu karena Kepolisian Paris yakin, serangan di enam lokasi Jumat malam lalu dilancarkan oleh tiga kelompok teror.

                Jika Abaaoud sudah dipastikan tewas, maka buron yang tersisa adalah Salah Abdeslam. Awalnya, pria 26 tahun itu diyakini berada di flat yang sama. Tapi, bisa jadi dia melarikan diri saat polisi menyerbu flat di Saint Denis tersebut. Berbekal surat perintah penangkapan internasional dari Interpol, seluruh polisi Eropa berhak menangkap atau melumpuhkan militan berbahaya tersebut.

                Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Spanyol Jorge Fernandez Diaz yang mendengar kabar kematian Abaaoud angkat bicara. Kemarin, dia mengatakan bahwa dalang teror Paris itu sempat beraksi juga di Spanyol. Tapi, aksi yang dimaksud adalah merekrut wanita-wanita Spanyol masuk ISIS. ‘‘Pria ini merayu perempuan-perempuan Spanyol agar masuk ISIS lewat jejaring sosial,’‘ ujarnya.

Selain tewasnya buron nomor satu, hal lain yang mengejutkan dari perburuan peneror Prancis kemarin adalah keberadaan salah seorang tersangka teror Paris, Frederick C. Jean Savi, 41. Dia pernah tinggal di Bandung, Jawa Barat. Dia tinggal di Kota Kembang tersebut lima bulan. Dalam rentang waktu itu, dia kerap mendatangi sejumlah pondok pesantren (ponpes).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: