Turki Tembak Jet Tempur Rusia

Turki Tembak Jet Tempur Rusia

MOSKOW - Dua F-16 Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Syria kemarin (24/11). Hubungan Ankara dan Moskow pun langsung tegang. Dalam hitungan jam, Presiden Rusia Vladimir Putin langsung melontarkan peringatan keras ke pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut. Kremlin juga melarang warganya bepergian ke Turki atas alasan apapun.

                 ‘’Saya tidak bisa berkomentar apa-apa lagi tentang insiden hari ini (kemarin). Peristiwa tragis ini jelas akan berdampak sangat serius terhadap hubungan Rusia-Turki,’’ungkap Putin di sela pertemuannya dengan Raja Jordania Abdullah II di sebuah resor di Kota Sochi. Dengan geram, pemimpin 63 tahun itu menyebut penembakan jet tempur Rusia oleh Turki itu sebagai tikaman dari belakang.

                Dalam kesempatan itu, Putin juga menyebut militer Turki sebagai mitra teroris. Khususnya, militan Negara Islam (IS) alias Negara Islam di Iraq dan Syria (ISIS). Sebagai sesama negara pendukung koalisi antiteror Amerika Serikat (AS) di Syria, menurut Putin, Rusia dan Turki seharusnya tidak mempermasalahkan zona terbang. Sebelumnya, Moskow dan Washington telah meneken kesepakatan tentang itu.

                Terkait berita yang menyebutkan bahwa penembakan terpaksa dilakukan setelah jet tempur Rusia itu menerima lima kali peringatan, Putin membantahnya. Dia menegaskan, jet tempur Rusia tidak melanggar wilayah udara Turki. Pesawat itu juga tidak sedang memata-matai Turki atau mengancam Turki. Maka, dia sangat menyesalkan tragedi yang menyebabkan nasib dua penerbang Rusia tidak jelas.

                ‘’Pesawat kami ditembak jatuh di atas wilayah Syria. Pesawat itu lantas jatuh di Syria, sekitar empat kilometer dari batas wilayah Turki,’’tandas Putin. Dia bersikukuh bahwa jet tempur yang diawaki dua penerbang itu tidak masuk wilayah Turki. Maka, dia mempertanyakan peluncuran rudal air to air dari dua F-16 Turki yang berakibat fatal bagi jet tempur Rusia.

                Saat penembakan terjadi, menurut Putin, jet tempur itu sedang memantau pergerakan ISIS di sekitar Latakia. Tujuannya adalah mencegah masuknya para militan yang sudah mulai terdesak itu ke wilayah Rusia. Namun, Turki pun tetap berpedoman pada laporan militernya bahwa jet tempur itu melanggar batas wilayah. Tepatnya, sebanyak 10 kali dalam kurun waktu lima menit.

                Putin juga menyebut Turki telah salah langkah dengan membawa kasus tersebut ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO. Sebenarnya, menurut dia, Turki bisa langsung membahasnya dengan Rusia tanpa melibatkan NATO. Tapi, Ankara malah menyeret NATO dalam kasus penembakan tersebut. ‘’Selama ini kami selalu menganggap Turki sahabat. Tapi, sekarang tidak perlu lagi,’’ tegasnya.

                Kemarin, Kementerian Pertahanan Rusia di ibu kota langsung memanggil atase militer Turki. Sebaliknya, Kementerian Luar Negeri Turki di Kota Ankara juga meminta charge d’affaires Rusia menghadap. Masing-masing negara lantas menyampaikan protes resmi kepada utusan diplomatik negara ‘’lawan.’’Langkah diplomatik itu menunjukkan keseriusan friksi dua negara.

 

                Versi Ankara, jet tempur Rusia itu sudah berkali-kali diperingatkan karena melanggar wilayah udara Turki. Karena peringatan demi peringatan diabaikan, militer Turki pun lantas menembak jet tempur tersebut. Pilot dan kopilot jet itu melontarkan diri. Seorang diklaim tewas dan seorang yang lain hilang. Sempat juga beredar video amatir yang menunjukkan salah satu penerbang Rusia itu hidup.

 

                Selama ini, Turki menjadi tujuan wisata favorit warga Rusia. Tapi, sepertinya, Kremlin akan segera mengakhirinya. Kemarin, Moskow mengimbau seluruh warganya supaya tidak bepergian ke Turki dengan alasan apapun. Bahkan, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov pun membatalkan rencana kunjungannya ke Turki untuk bertemu Erdogan. ‘’Kami tidak menyarankan warga Rusia berkunjung ke sana,’’ujarnya.

 

                Sementara itu, Uni Eropa (UE) berusaha menengahi. Demi mendengar ketegangan dua negara, Presiden UE Donald Tusk langsung angkat suara. ‘’Dalam masa sensitif setelah ditembak jatuhnya jet tempur Rusia (oleh Turki) ini, saya harap semua pihak bisa tetap kalem dan berkepala dingin,’’cuit politikus Polandia itu lewat akun Twitternya. (AFP/Reuters/hep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: