Agar Jambi Berdaya Saing Tuntaskan Proyek Mercusuar
JAMBI – Persaingan di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tidak main-main. Seluruh negara se-Asean berusaha untuk meningkatkan daya saing. Jambi sebagai salah satu provinsi di Indonesia juga harus berusaha meningkatkan daya saingnya. Baik itu sektor infrastruktur maupun sumber daya manusia.
‘’Saya kira dalam jangka panjang pelabuhan Ujung Jabung harus terus dibangun sebagai pelabuhan utama. Disamping juga pelabuhan penyanggah seperti pelabuhan Sabak,’’ ungkap pengamat ekonomi Universitas Batanghari, Dr Pantun Bukit semalam.
Dalam lima tahun kepemimpinan Zumi Zola ini lanjutnya, pelabuhan Sabak harus selesai dibangun. Disamping itu juga harus didorong pembangunan sekitar 200 hektare kawasan industri yang ada di Sabak. ‘’Tapi itu bukan berarti menapikan pembangunan Ujung Jabung. Pembangunan Ujung Jabung tersebut butuh waktu yang panjang dan dana yang besar,’’ tukasnya.
Problemnya lanjutnya, saat ini apakah pemerintah daerah mempunyai kemampuan lobi untuk menggaet dana dari pusat guna pembangunan Ujung Jabung tersebut. Meski Ujung Jabung ini sudah masuk rencana strategis nasional.
‘’Jika tidak punya kekuatan lobi, dana untuk pembangunan Ujung Jabung sulit dikucurkan. Meski zaman pak HBA sudah pernah ngucur Rp. 100 miliar,’’ terangnya.
Padahal katanya, saat ini Jambi butuh dengan cepat pelabuhan yang refresentatif. Dan pelabuhan Sabak sebutnya, pihak Pelindo sudah menyanggupi untuk membangunnya. ‘’Tinggal pemerintah daerah menyiapkan infrastruktur jalannya, dan ini akan berfungsi sebagai pelabuhan penyanggah,’’ tegasnya.
Disamping itu lanjutnya, pihak pemerintah provinsi juga jangan melupakan upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Program beasiswa SD,SMP,SMA, perguruan tinggi katanya harus dilanjutkan. ‘’Ini agar SDM kita juga berdaya saing. Hanya saja pemberiannya memang harus tepat sasaran,’’ ucapnya.
Ketua Bappeda Provinsi Jambi, Dr (kand) Fauzi Ansori sendiri menyampaikan, pembangunan sektor infrastruktur ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi disparitas (kesenjangan, red). Infrastuktur yang perlu dikebut katanya, adalah pembangunan pelabuhan Ujung Jabung, perpanjangan landasan pacu pesawat, hingga perbaikan jalan-jalan provinsi. Khusus jalan-jalan provinsi katanya, hari ini yang tersisa hanya 1,111 KM.
‘’Selebih sudah menjadi kewenangan pemerintah pusat dan daerah,’’ tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Ir Sapto Edi sendiri menegaskan pembangunan pelabuhan Ujung Jabung tersebut diharapkan selesai 2019. Disamping pembangunan 13 pelabuhan lainnya. ‘’Semuanya didanai oleh APBN dan APBD hanya sebagai penunjang saja,’’ terangnya.
Disamping itu lanjutnya, pembangunan jalan khusus batubara juga harus terus dilanjutkan untuk efisiensi biaya. Termasuk juga jalan evakuasi dari Kerinci ke Bungo. ‘’Sedangkan jalan tol sumatera saat ini kita sudah menyiapkan master plan dan track-nya dan itu sudah kita ajukan ke pusat,’’ tukasnya.
Sementara itu, beberapa daerah di provinsi Jambi mengalami defisit anggaran. Seiring dengan turunnya harga minyak dunia. \"Defisit tetap ada yang harus disikapi kalau tidak ada perubahan di APBN Perubahan, sehingga besaran belum dapat diketahui,\" ujarnya kemarin (12/1).
Menurutnya, jika APBN Perubahan mengalami defisit, maka secara otomatis APBD Tanjabtim pun akan mengalami defisit.
\"Karena untuk penerimaan kita masih lumayan besar,\" terangnya.
Sementara untuk besaran Rencana APBD 2016 sebanyak Rp 1.065.508.804.419,96.
Sementara APBD Kabupaten merangin di tahun ini defisit hingga Rp 27 miliar. Hal tersebut membuat anggaran sejumlah SKPD yang berada di kabupaten merangin terpaksa di pangkas. Hal tersebut seperti di akui oleh Sekda Kabupaten Merangin Sibawaihi kepada jambi ekspres.“Ya, jika awalnya angka RAPBD masih defisit hingga Rp 27 miliar,”katanya.
(fth/amn/yos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: