>

Demokrat Jambi Terbelah

Demokrat Jambi Terbelah

 DPC Sayangkan Adanya Pemecatan

 JAMBI – Kisruh internal Partai Demokrat yang memanas belakangan ini belum juga berakhir. Hal ini muncul ke permukaaan setelah beredar kabar adanya usulan pemecatan terhadap Ketua DPC Demokrat Muaro Jambi, Burhanuddin Mahir (BM), Ketua DPC Demokrat Batanghari, Jasasila dan Anggota DPRD Provinsi Jambi, Rahimah Fachrori.

Menariknya, pemecatan yang diduga diusulkan oleh Dewan Kehormatan (DK) bersama beberapa petinggi DPD Demokrat tak diketahui oleh sejumlah pengurus harian maupun petinggi Demokrat Jambi lainnya. Bahkan Ketua DK, Zulfikar Achmad (ZA) sempat mengaku tidak dilibatkan dalam rapat membahas pemecatan tersebut, dirinya hanya disodorkan berkas untuk ditandatangani. Ada juga pihak yang mencurigai pemecatan ini kuat hubungannya dengan Musda yang akan digelar dalam waktu dekat. Akibatnya, kini partai berlambang merci tersebut sepertinya menjadi terbelah.

Kini sejumlah nama yang disebut-sebut bakal maju di Musda sudah gencar menggalang dukungan. Selain incumbent, Hasan Basri Agus (HBA), Effendi Hatta dan Cornelis Buston (CB) juga disebut-sebut bakal maju. Termasuk Burhanuddin Mahir (BM) yang mengaku sudah mengantongi 9 dukungan dari DPC. Informasi yang berhasil dihimpun juga menyebutkan, bahwa ada DPC-DPC yang sudah menyatakan dukungan secara tertulis kepada salah satu calon Ketua DPD.

Menanggapi kisruh ini, Ketua DPC Demokrat Batanghari, Jasasila yang juga ikut diusulkan untuk dipecat menegaskan bahwa, usulan terhadap dirinya ini merupakan kejadian yang kesekian kalinya. Pemecatan tersebut tidak sesuai dengan mekanisme.

“Sebelum adanya pemecatan, seharusnya kader yang diusulkan untuk pemecatan diminta klarifikasi, setelah mendapatkan hasil, baru DPD menyampaikan ke pusat,” ujarnya.

Ada mekanismenya untuk dilakukan pemecatan, dari surat peringatan pertama hingga ketiga. Setelah itu sampaikan ke Dewan Kehormatan untuk diklafirikasi, dan hasilnya sampaikan ke DPD dan diteruskan ke DPP. “Sementara proses dari awal tersebut tidak pernah dilalui, kok tiba-tiba berujung pemecatan,” tambahnya.

Pemecatan ini juga diduga bukan karena persoalan Pilkada. Jika terkait Pilkada, tentunya bakal banyak kader Demokrat yang akan dipecat. “Ini bukan masalah Pilkada tetapi kuat dugaan ada kepentingan Musda. Karena saya setiap moment Pilkada ikut handil memenangkan calon yang diusung Demokrat. Sesuai dengan arahan Pak SBY kader harus secara cerdas, santun dan bersih dalam berpolitik,” terangnya.

“Agar tidak menjadi konflik, tentunya diharapkan tidak terlalu cepat memberikan keputusan sebelum melalui mekanisme yang sebenarnya,” sambungnya.

Hingga sejauh ini ia belum pernah menerima surat pemberitahuan terkait pemecetan dirinya. Apakah dipecat sebagai pengurus, atau sebagai anggota. “Saya baru tau hal tersebut dari media. Harus jelas pemecatan dalam kapasitas apa, sebagai anggota apa pengurus. Surat saja saya belum melihat,” sebutnya.

“Demokrat ini partai yang cerdas, santun dan bersih. Jangan memancing kisruh dengan memberikan statemen yang sesat dan tidak jelas. Jika gentleman panggil siapa yang dipecat, dudukan persoalan untuk meminta klarifikasi,” tegasnya.

Ketua DPC Demokrat Sarolangun, Musharsah juga kecewa dengan permasalahan ini. Ia merasa sangat kecewa dengan statement yang dilontarkan orang-orang di DPD Demokrat.

“Ini partai, jangan sembarang ngomong dan jangan asal memberikan statament di media. Kalau ada urusan di dalam partai selesaikan dulu secara rumah tangga partai kita. Jangan langsung dieskpose ke media, jadi seolah-olah image Partai Demokrat ini jelek,” ungkapnya.

Alasan pemecatan ketiga kader ini juga belum jelas, bahkan ia telah mengkonfirmasi ketiga kader tersebut. Mereka menyatakan sama sekali tidak mendapatkan surat peringatan bakal dipecat dan juga mereka tidak mengetahui alasannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: