Tiga Bom di Brussels Tewaskan 34 Orang

Tiga Bom di Brussels Tewaskan 34 Orang

 

BRUSSELS – Teror kembali mengguncang Eropa. Kali ini sasarannya adalah Brussel, ibu kota Uni Eropa, zona ekonomi paling kuat di dunia. Kemarin, tiga bom meledak di Bandara Zaventem dan Stasiun Metro Maalbeek, Brussel. Tidak kurang 34 orang tewas dan puluhan yang lain luka-luka dalam tragedi di ibu kota Belgia tersebut.

Insiden itu langsung menyalakan alarm keamanan tertinggi di Denmark, Swedia, Finlandia, Inggris, Prancis, dan Jerman.

”Ini hari yang tragis. Hari hitam,” ujar Perdana Menteri (PM) Belgia Charles Michel dalam siaran televisi nasional. Serangkaian ledakan itu melumpuhkan arus transportasi di Belgia. Bahkan, di sebagian besar Benua Eropa. Michel yakin, sasaran aksi teror itu adalah seluruh masyarakat Eropa. Khususnya, Uni Eropa (UE). Dia menyebut para pelaku sebagai pengecut.

Dua bom meledak di hall utama bandara pada sekitar pukul 08.00 waktu setempat. ”Sedikitnya ada satu pelaku bom bunuh diri dalam insiden pertama di bandara,” kata Jaksa Frederic Van Leeuw. Ledakan itu membuat para calon penumpang dan pekerja di bandara panik. Mereka berlari menjauhi suara ledakan. Genangan darah dan serpihan tubuh manusia pun menghiasi hall utama.

”Saya mendengar seseorang berteriak dalam Bahasa Arab. Tidak lama kemudian, terjadi ledakan,” ungkap Alphonse Lyoura, salah seorang petugas di bagian keamanan bagasi. Dia pun kemudian menyaksikan beberapa korban jatuh ke lantai bersimbah darah. Kedua tangan pria tersebut juga berlumuran darah karena dia spontan berusaha menolong para korban.

”Banyak yang kehilangan bagian tubuh. Saya melihat seorang pria yang kehilangan kedua belah kakinya dan seorang polisi yang kakinya hancur,” paparnya dengan suara bergetar. Semua orang, lanjut Lyoura, berlari menjauhi hall yang berada di terminal utama bandara tersebut. Mereka berlarian dengan panic. Sambil bercucuran air mata.

Sementara aparat sibuk mengamankan bandara dan mengevakuasi para korban, bom kembali meledak. Kali ini, ledakan memorakporandakan stasiun metro bawah tanah di dekat kompleks utama gedung-gedung milik UE di pusat Kota Brussels. Ledakan ketiga di jam sibuk pagi hari itu pun membuat panik para calon penumpang. Rata-rata, mereka berlari menyelamatkan diri sambil menjerit-jerit ketakutan.                      Pierre Meys, jubir Pasukan Pemadam Kebakaran Brussels, mengatakan bahwa sedikitnya 14 nyawa melayang di bandara. Termasuk, seorang pelaku. ”Sekitar 20 orang tewas akibat ledakan bom di stasiun metro dan sedikitnya 55 orang yang lain terluka,” terangnya seperti dilaporkan operator metro Brussels kepada media. Namun, Meys yakin bahwa jumlah korban masih akan terus bertambah.

                Dalam jumpa pers, Menteri Luar Negeri Didier Reynders memperingatkan seluruh warga untuk waspada. Itu karena kemungkinan besar masih ada pelaku yang bebas berkeliaran. Maka, pemerintah pun melipatgandakan pengamanan di berbagai sudut kota. Terutama, di kawasan tempat properti UE maupun Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berada.

                Sebenarnya, aksi teror tersebut bukanlah sesuatu yang tidak diantisipasi oleh pemerintah Belgia. Sejak akhir pekan lalu, pemerintah telah meningkatkan pengamanan di berbagai titik strategis di Brussels. Sebab, pada Jumat lalu (18/3), aparat gabungan Belgia dan Prancis sukses membekuk Salah Abdeslam di Molenbeek Borough, salah satu distrik muslim Brussels.

                Penangkapan Abdeslam, satu-satunya pelaku Teror Paris yang masih hidup itu jelas akan menuai reaksi dari jaringan militannya. Apalagi, saat tertangkap, pemuda 26 tahun itu sedang merencanakan serangan di Brussels. Selama sekitar empat hari ini, menurut Michel, Belgia berada dalam status siaga. Tapi, serangan pagi hari kemarin benar-benar mengejutkannya. ”Apa yang kami khawatirkan telah terjadi,” ujarnya.

                Sampai hari ini, seluruh penerbangan di dan dari Brussels terpaksa dibatalkan. Seluruh alat transportasi darat pun belum bisa dipastikan kapan akan beroperasi kembali. Namun, para pemimpin dari seluruh Eropa menyemangati Belgia. Mereka menegaskan bahwa aksi teror tersebut harus dihadapi dengan kekuatan. Maka, mereka mengimbau masyarakat Belgia untuk kompak dan saling peduli.

                ”Ini teror bagi seluruh penduduk Eropa,” ujar Presiden Prancis Francois Hollande. Dari Inggris, PM David Cameron mengecam aksi teror tersebut. Dia menegaskan bahwa Eropa tidak takut dan tidak akan pernah membiarkan teroris menang. Terpisah, Rusia dan Turki menyebut Teror Brussels itu sebagai sinyal bagi Eropa untuk melipatgandakan pengamanan di seluruh perbatasan.

                Sejauh ini, belum ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan maut tersebut. Tapi, tudingan mengarah pada kelompok militan Negara Islam (IS alias ISIS) yang diyakini sebagai jaringan Abdeslam. ”Ini serangan yang merusak citra Islam. Kita semua harus bersatu untuk memerangi terorisme,” tulis Universitas Al-Azhar dari Kota Kairo, Mesir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: