Kekeringan Ancam Jambi, Debit Batanghari Tinggal 7,40 Meter

Kekeringan Ancam Jambi, Debit Batanghari Tinggal 7,40 Meter

Sementara dikawasan pinggiran sungai, masyarakat saat ini mulai menggeluh. Pasalnya, air sungai saat ini sudah tercemar dan sulit mencari air bersih.

‘‘Kalau di sini (Kecamatan Limun, red)  air bersih sudah susah didapat. Biasanya masyarakat menggunakan air sungai. Tapi sekarang sudah keruh dan tidak layak pakai. Sehingga kami harus cari air di sumur warga,’‘ kata Goldo salah satu warga Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun.

Saat ditanya apakah saat ini sumur warga sudah banyak yang menggalami kekeringan?  Goldo mengatakan sumber air masih mudah didapat. Sebab, beberapa hari lalu masih hujan di daerahnya.

‘‘Kalau untuk sekarang kami belum, masih bisa cari air bersih. Kemungkinan akhir bulan ini lah,’‘ tandasnya

Di Merangin, meski dikelilingi sungai, dan kaya dengan sumber air, kekeringan juga mulai mengancam beberapa warganya. Pasokan air beraih kian terancam akibat aktivitas Peti.

Warga Renah Pemenang, Afi saat dikonfirmasi koran ini mengatakan, sungai didaerahnya tersebut sudah sangat keruh akibat aktivitas PETI.

‘‘Yo keruh, kalau kemarau panjang mungkin air di daerah kami tidak bisa digunakan. Apa lagi sungai kecil yang dekat dengan kebun sawit, saat ini air tersebut mulai menyusut,’‘ katanya.

Warga yang tidak memiliki sumur dan selalu bergantung dengan air sungai, nasibnya semakin miris jika kemarau ini berkepanjangan.  Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah agar ada antisipasi nantinya jika kemarau semakin lama terjadi.

‘‘Ada yang punya sumur, tapi saat ini airnya juga mulai menyusut. Maka dari itu kami berharap jika pemerintah mempersiapkan pasokan air,’‘ katanya.

Hal senada juga di ungkapkan, Meri warga desa Limau Manis. Kata dia, sungai di daerahnya saat ini sudah sangat keruh.

‘‘Sudah lama keruh oleh PETI ni bang, waktu lebaran kemarin sempat bersih. Namun usai lebaran air kembali keruh,’‘ ujarnya.

Namun saat ini, meaki keruh sebagian warga masih ada yang menggunakan sumur untuk keperluan mandi, mencuci dan masak. Jika hujan masih belum juga turun dalam satu bulan ke depan,  maka mau tidak mau warga harus menghunakan air sungai.

‘‘Ya, air sumur masih ada. Kalau kemarau panjang mau tidak mau kita gunakan air sungai nantinya. Kalau unguk mandi bisa air sungai itu, kalau untuk masak kita agak mikir juga,’‘ sebutnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika Jambi, Nurangesti mengatakan kemarau di Jambi sudah terjadi pada Juli dan Agustus ini. Tapi untuk saat ini kemarau yang terjadi adalah kemarau‎ normal. Dengan artian masih ada kemungkinan terjadi hujan.

‘‘‎Maksudnya meskipun kemarau tidak menutup kemungkinan akan terjadi hujan,’‘ katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: