Bekraf Latih UMKM Teknik Branding
JAMBI - Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi serta Dekranasda Provinsi Jambi melatih Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Jambi. Sebanyak 100 pelaku usaha/UMKM di Provinsi Jambi diberikan pelatihan dalam rangka pembinaan pengembangan citra /brand produk kreatif selama dua hari, 13-14 Desember 2017 di Swiss-Belhotel Jambi.
Pelatihan dibuka oleh Ir. H. A. R. Sutan Adil Hendra, MM. Anggota DPR RI Komisi 10, dan dihadiri Ketua Komisi I DPR RI, Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Deputi Bidang IV Pemasaran Bekraf RI, Joshua Puji Mulia Simanjutak, serta Novita lubis, pemberi materi sekaligus pelaku usaha.
Ir. H. A. R. Sutan Adil Hendra, MM. Anggota DPR RI Komisi 10, mengatakan, Bekraf melaksanakan acara ini untuk memfasilitasi pelaku usaha ekonomi kreatif di Jambi. Di tengah kemajuan era teknologi, pebisnis ekonomi kreatif harus mampu membidik peluang secara tepat dalam memanfaatkan teknologi.
“Penting sekali bagi para pelaku usaha untuk mengetahui bagaimana cara memasarkan serta menghasilkan produk yang bagus, sehingga usaha kreatif benar-benar siap masuk ke ranah perdagangan internasional. Khususnya, menggunakan media sosial sebagai promosi produk,” terangnya.
Bimbingan branding ini juga, jelasnya dalam rangka memberikan pembekalan kepada pelaku usaha kreatif dalam menciptakan brand produk. Muaranya, produk dan jasa mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.
“Branding dilakukan kepada para pelaku supaya produk mereka memiliki brand yang bisa memiliki daya tarik,” jelasnya.
Langkah-langkah ini harus terus dilakukan karena Sumber Daya Alam yang dimiliki saat ini akan habis. Tetapi kekayaan terhadap kreatif seseorang akan berkembang terus dan ini akan menjadi solusi membuka lapangan kerja.
Kondisi Provinsi Jambi sangat strategis untuk mengembangkan ekonomi. UMKM patut diberi pelatihan dalam hal pengembangan usaha di Jambi. Dengan itu, pelaku usaha harus bisa meningkatkan SDM dan terus berinovasi.
“Peningkatan pelatihan-pelatihan harus terus dilakukan, khususnya bagi generasi. Seperti membatik, sangat sedikit sekali saat ini ada penerus perajin-perajin batik. Karena itu, perlu adanya kader dalam hal ini,” jelasnya.
Ditambahkan Deputi Bidang IV Pemasaran Bekraf RI, Joshua Puji Mulia Simanjutak, saat ini, pelaku usaha di Jambi dalam memasarkan produknya, masih bersifat manual di mana pelaku usaha belum bisa memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada serta bersifat manual dan dari mulut ke mulut.
“Perajin Jambi harus terbuka, dengan memanfaatkan teknologi saat ini. Brand produk akan makin dikenal dan permintaan akan tinggi,” terangnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Drs Ariansyah menambahkan Acara bintek pembinaan seperti ini dilaksanakan, agar pelaku usaha bisnis di Jambi membuat asosiasi kraf sendiri. Dalam hal memasarkan serta memperkenalkan produk lebih luas di pasaran.
Di Jambi ada sekitar 12 ribuan UMKM. Hal ini perlu adanya pembinaan agar pelaku bisnis di Jambi dapat mengembangkan produk yang dimilikinya, sehingga mereka bisa bersaing di pasaran.
“Untuk merek/brand produk, perlu di daftari ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI/HKI). Supaya nanti tidak ada lagi produk lain yang menggunakan merek yang sama serta terlindungi,” Jelasnya. (yan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: