Momentum Protes Amerika Serikat, Ancam boikot, bila Presiden Trump tak cabut pengakuan
JAKARTA – Penyair Taufiq Ismail membacakan puisi Palestina karyanya, Bagaiamana Bisa Aku Melupakanmu dihadapan peserta Aksi Bela Palestina di silang Monumen Nasional, pagi kemarin (17/12). Meskipun dibuat pada 1989 atau 28 tahun lalu, tapi puisi itu masih relevan menggambarkan kondisi Palestina. Puisi itu juga menunjukan solidaritas Indonesia bagi warga Palestina yang sekarang makin terdesak dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka. Demikian salah satu penggalan puisi karya sastrawan 82 tahun itu.
Taufiq menuturkan Palestina adalah salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Taufiq yang masih berusia sekitar 10 tahun mendengar bagaimana susahnya para pejuang mengupayakan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Nah, saat Palestina sekarang dalam kondisi dijajah maka rakyat Indonesia pun menyerukan solidaritas yang sama.
”Saya melihat rasa terima kasih itu diperlihatkan oleh umat Islam dan saya yakin bukan hanya Jakarta saja, tapi selruh rakyat Indonesia itu bahwa mereka juga merasa sangat tidak adil kalau Palestina diperlalukan seperti ini,” ujar Taufiq usai aksi.
Aksi damai yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu dihadiri oleh sejumlah tokoh. Diantaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua GNPF Ulama KH Bachtiar Nasir. Hampir seluruh ruang terbuka di kompleks Monas penuh sesak oleh massa dari berbagai daerah. Rumput Monas yang hijau dijaga agar tidak diinjak oleh peserta aksi.
Massa tampak mulai mengalir memadati kawasan Silang monas sejak sekitar pukul 06.00 WIB. Peserta aksi yang mengawali sholat shubuh berjamaah di Masjid Istiqlal, masuk dari pintu Silang Timur Laut. Sementara warga yang mengikuti aksi datang dari arah kota masuk melalui pintu Silang Merdeka Barat daya atau Patung Kuda.
Hampir seluruh luas lapangan merdeka dan areal sekitar tugu penuh oleh lautan manusia. Panggung utama terletak di Silang Barat Laut arah Istana Merdeka. Kawasan CFD Patung Kuda nyaris tak bisa diterobos meski hanya berjalan kaki. Massa menyemut mengitari kolam, meluber hingga ke Jalan Budi Kemulyaan dan ke arah Bank Indonesia.
Kepadatan juga terlihat di Utara Tugu Tani hingga depan Stasiun Gambir. Dua ruas Jalan Merdeka Timur Habis oleh luapan massa yang bergerak ke arah utara. Sementara Jalan Medan Merdeka Utara tampak relatif longgar.
Selain di panggung utama, massa juga terkonsentrasi di sekitar Kantor Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan. meskipun Aparat mengosongkan 100 meter masing-masing arah ke barat dan timur dengan barikade kawat berduri dan kendaraan lapis baja.
Sebuah mobil komando tampak memberikan orasi di dekat tikungan masuk menuju Medan Merdeka Selatan. Beberapa kali orator mengajak massa yang menyemut di depan kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membaca surat Al-Fiil. Saat sampai pada kata-kata Tarmiihim (Arab: hantamlah), para peserta mengacungkan kepal ke arah kantor kedubes. “Tarmihim, Tarmihim, Tarmihim, arahkan ke kedubes Amerika,” teriak sang orator beberapa kali.
KH Ma’ruf Amin menuturkan bahwa umat Islam Indonesia bersatu siap berjuang untuk membela Palestina. Aksi kemarin adalah momentum untuk menyampaikan protes keras kepada Presiden Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.
”Kita jadikan ini momentum untuk sampaikan petisi kepada Amerika Serikat melalui kedubes di AS. Kita minta supaya pengakuan Trump dicabut,” kata KH Ma’ruf dalam orasinya.
Dia menuturkan bila petisi itu tidak dihiraukan dan Amerika tidak mencabut pengakuannya Jerusalem sebagai ibukota Isreal maka akan ada aksi boikot produk Amerika Serikat. Dia pun meneriakan kata-kata boikot berkali-kali diiringi dengan teriakan dari peserta aksi.
”Kita bismillah mulai hari ini, berjuang bersama pemerintah untuk bebaskan Palestina dari penjahan melalui jalur diplomasi politik, ekonomi, dan semua jalur yang akan kita lakukan demi kemerdekaan Palestina,” ujar KH Ma’ruf yang juga Rais ‘Aam PB NU itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: