Xi Jinping Presiden Tiongkok Seumur Hidup

Xi Jinping Presiden Tiongkok Seumur Hidup

BEIJING – Presiden Xi Jinping sudah pasti terpilih kembali sebagai pemimpin Tiongkok. Dan, lebih dari itu. Periode kepemimpinannya yang akan berlangsung sampai 2023 mendatang bukanlah yang terakhir.

Pria 64 tahun itu masih bisa menjabat lagi untuk periode ketiga atau keempat. Mungkin juga sampai ajal menjemput.

Seperti dilaporkan Hong Kong Free Press pada Kamis lalu (8/3), sekitar 3.000 anggota National People\'s Congress (NPC) sepakat mendukung amandemen konstitusi terkait masa jabatan presiden. Kendati pemungutan suara baru akan dihelat besok (11/3), seluruh anggota NPC yang terdiri dari para kader Partai Komunis Tiongkok sampai kalangan taipan itu dipastikan akan kompak mengabadikan kepresidenan Xi.

”Pemungutan suara hanya akan digelar satu kali, tidak akan ada pemungutan suara bertahap atau terpisah. Semuanya terjadi pada hari itu dan jam itu,” terang Wei Changhao, pengamat politik National People\'s Congress Observer.

Wei mengatakan, voting dimulai pada sore hari. Seluruh anggota NPC mendapatkan satu kertas berisi tiga kata. Yakni, setuju, tidak setuju dan abstain.

Selanjutnya, mereka harus memilih salah satu opsi dengan cara menandainya. Setelah itu, kertas suara akan dimasukkan ke dalam kotak-kotak yang sudah disediakan. Begitu proses itu selesai, penghitungan langsung dimulai.

Jika suara yang setuju mencapai minimal dua per tiga dari jumlah total seluruh anggota NPC, konstitusi akan diamandemen. Tapi, menurut Wei, tanpa harus melalui pemungutan suara pun hasilnya sudah ada.

Mengutip Associated Press, hampir seluruh anggota NPC sudah bersepakat mengubah konstitusi. Tepatnya, menghapus klausa yang berbunyi bahwa masa jabatan presiden maksimal hanya dua periode.

Economic Times menuliskan bahwa NPC tidak pernah bertentangan dengan Partai Komunis Tiongkok. Apa yang diinginkan partai, itulah yang disepakati NPC. ”Jangan harap ada kejutan dalam pemungutan suara nanti. Sudah jelas bahwa kekuasaan Presiden Xi tidak akan terbatas,” terang Margeret Lewis, dosen ilmu hukum pada Seton Hall University di New York, AS.

Kendati demikian, menurut Ling Li, cendekiawan pada Institute for Human Sciences di Swiss, seluruh anggota NPC memberikan suaranya untuk Xi dengan sukarela. Itu karena mereka menganggap Xi dan Partai Komunis Tiongkok adalah satu kesatuan.

Lagipula, wacana untuk mengabadikan kepresidenan Xi tersebut sudah muncul sejak September lalu. Dan, sejak sebulan terakhir kembali ditegaskan.

”Jika kerelaan para kader Partai Komunis Tiongkok untuk mendukung Xi dipertanyakan, itu berarti akan ada pergantian rezim,” ungkap Ling.

Sebab, pada dasarnya, NPC hanyalah formalitas saja. Mereka yang duduk di NPC tidak pernah benar-benar membawa aspirasi rakyat. Yang mereka bawa justru aspirasi Partai Komunis Tiongkok. Juga, aspirasi Xi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: