>

Elektabilitas PAN Bisa Tergerus, Fattah Gantikan Havis di Batanghari

Elektabilitas PAN Bisa Tergerus, Fattah Gantikan Havis di Batanghari

JAMBI - PAN Provinsi Jambi betul-betul sedang diuji di tahun politik ini. Kurang dari 15 hari, dua kader ‘pentingnya’ terjerat kasus hukum.

Diawali dengan penangkapan Ketua DPD PAN Batanghari M Haviz oleh anggota Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polresta Jambi karena tersandung kasus Narkoba pada 29 Maret 2018 lalu, kemudian disusul penahanan Ketua DPW PAN Provinsi Jambi Zumi Zola oleh KPK 12 hari setelahnya, atau tepatnya pada Senin kemarin (9/4). Zola ditahan karena terjerat kasus gratifikasi.

Penahanan Zola tentu menjadi pukulan keras untuk partai berlambang matahari biru itu. Soalnya, penahanan itu dinilai berpengaruh pada elektabilitas PAN pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.

Pengamat politik, Jafar Ahmad mangatakan penahanan terhadap Zumi Zola secara langsung ataupun tidak akan berdampak terhadap PAN. Karena Zola selaku tokoh cukup populer dan menjadi fenomena, salah satunya di Pemilihan Gubernur 2015 lalu.

‘‘Jika ada yang bertanya apakah berpengaruh, pasti berpengaruh terhadap partai. Karena di Indonesia ini hampir tidak mengenal loyalis partai. Kader itu terkoneksi dengan tokoh dan simbol di partai,’‘ ujarnya.

Menurutnya, jika tokoh ataupun orang populer di partai bermasalah, maka orang tidak memiliki pegangan terhadap partai tersebut. Sehingga ada kemungkinan pemilih PAN akan berkurang karena rentetan peristiwa yang mendera partai. ‘‘Kalau dulu hampir bisa dipastikan pemilih Zola itu memilih PAN, tapi sekarang tentu ada semacam keraguan yang terjadi,’‘ katanya.

Bagaimana pengaruh tokoh populer lainnya seperti Masnah, Romi Hariyanto dan Mashuri? Peneliti Idea Institute ini menyebutkan jika ketokohan dan popularitas pemimpin daerah itu belum bisa dibandingkan dengan Zumi Zola. Karena para tokoh itu belum tentu bisa menggerakkan mesin partai untuk daerah lainnya.

‘‘Kalau di Muaro Jambi mungkin Masnah bisa, begitu juga Romi di Tanjabtim dan Mashuri di Bungo. Tapi apakah di daerah lain seperti itu, mereka belum tentu bisa berbuat banyak di Batanghari, Sarolangun, Tebo maupun Kota Jambi,’‘ sebutnya.

Kemampuan pengelolaan itu berbeda dengan Zumi Zola yang menjadi tokoh sentral yang sangat populer. Apalagi Zola memiliki modal besar, seperti sosial, jaringan, ekonomi maupun simbolik. ‘‘Betul jika Masnah, Romi dan Mashuri itu kuat, tapi kekuatan mereka itu belum teruji seperti kuatnya kelompok Nurdin dengan Zumi Zola sebagai simbolnya,’‘ katanya.

Disamping itu, rentetan ini juga memaksa Zulkifli Nurdin mengambil sikap untuk menyelamatkan partai. Mantan Gubernur Jambi itu harus memastikan loyalisnya bisa mengontrol internal agar tidak kocar kacir. ‘‘Kalau lepas tangan, bukan tidak mungkin PAN akan membentuk jaringan baru,’‘ ungkapnya.

 Sementara itu, Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi Husaini memastikan partainya tidak memiliki masalah menghadapi Pilkada maupun Pemilu. Karena semua langkah strategis diinternal partai sudah berjalan sejak lama. ‘‘Untuk Pilkada kita sudah berjalan, begitu juga dengan persiapan Pemilu. Saya pikir tidak masalah,’‘ ungkapnya.

Diinternal sendiri, kata Husaini, sturukral partai memiliki perangkat kerja masing-masing. Semua tinggal berjalan seusai dengan rel kinerja yang sudah dibahas sejak lama. ‘‘Kita itu kolektif kolegial, semua berpijak pada kebersamaan. Artinya semua akan berjalan semestinya,’‘ katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: