ACEH TIMUR – Sebuah sumur pengeboran minyak mentah tradisional di Desa /Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur terbakar pada Rabu dini hari (25/4) sekitar pukul 02.10 WIB.
Laporan terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, sampai pukul 20.00 WIB kemarin (25/4), Api Belum berhasil dipadamkan. Petugas Pemadam Kebakaran baru sebatas melakukan pembasahan pada rumah-rumah penduduk di sekitar lokasi kejadian.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD Aceh Timur, Henny Nurmayani mengungkapkan, korban tewas akibat kebakaran ini telah mencapai 18 orang. Sementara korban yang menderita luka bakar mencapai 41 orang. Kebakaran juga menghanguskan 5 rumah.
”Diantara korban tewas, 10 diantaranya meninggal di tempat, sementara 8 orang sisanya meninggal di rumah sakit,” kata Henny pada Jawa Pos (Induk Jambi Ekspres) kemarin (25/4).
Selain itu, Henny mengatakan kebakaran juga menghanguskan 5 unit rumah milik warga sekitar. Yakni milik Siti Hafizah, Zainabah, Ridwan Hutabarat, Maryani, dan Muhammad Yanis.
Henny menuturkan, warga yang tinggal di sekitar sumur yang terbakar mengalami kepanikan. Sumur tersebut memang berada di wilayah pemukiman. “Petugas Damkar dari Aceh Timur menyiramkan air dan bahan pemadam lain agar api tidak menyebar,” jelas Henny.
Bedasarkan Keterangan dari Saiful, Camat Rantau Peureulak, Sumur minyak tersebut berada di Jalan Pendidikan Dusun Kamar Dingin Desa Pasir Putih. Kedalamannya sekitar 250 meter.
Saiful memperkirakan ada kelebihan minyak yang muncul dari sumur tersebut. Dini hari, warga sekitar yang mengetahui segera datang dan melakukan pengumpulan minyak. “Minyaknya dikumpulkan ke dalam drum,” kata Saiful.
Sekitar pukul 01.30 WIB, tiba-tiba muncul percikan api di sekitar lokasi sumur. Dalam sekejap, api langsung menyambar ke segala arah. Warga yang berada di sekitar langsung tersambar api. “Beberapa tidak sempat menyelamatkan diri,” terang Saiful.
Dari keterangan warga, belum diketahui dengan pasti pemilik sumur tersebut. Namun, letaknya berada di lahan milik Zainabah, warga Desa Pasir Putih. Sumur tersebut memproduksi minyak dan gas, istilah setempat “nembak minyak.” Warga yang datang mengambil minyak dengan cara dikumpulkan dalam wadah drum.
Hingga rabu pagi hari, 10 jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Korban yang tewas maupun terluka di evakuasi ke beberapa rumah sakit terdekat seperti Rumah Sakit Graha Bunda-Idi Rayeuk, Rumah Sakit Zubir Mahmud-Idi Rayeuk serta Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz-Peureulak.
Petugas BPBD Aceh Timur, Dinas Kebakaran Setempat, serta para personil TNI Polri masih stand by di lokasi kejadian untuk melindungi warga agar tidak mendekat. Kapusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa Pertamina bersedia membantu untuk memadamkan api dengan teknologi khusus.
Ledakan maut berujung kebakaran semburan minyak di Aceh Timur membuat Polri waspada. Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, kejadian di Aceh Timur ini membuat Polri harus mengantisipasi kejadian yang sama terjadi di sumur yang lainnya. Oleh karena itu, setiap Polda perlu untuk mendata keberadaan sumur minyak ilegal yang dikelola warga. ”Tidak hanya di Aceh, ada pula yang di Jawa Tengah dan Jawa Barat,” terangnya.
Namun, tentunya bukan hanya Polri yang memiliki tugas untuk mendata tersebut. Kementerian lainnya juga perlu untuk terlibat, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). ”Gabungan petugas dan mereka pula yang mempunyai ahlinya,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: