JAMBI - Salah satu penyebab banjir di Kota Jambi ditenggarai tumpukan sampah di pintu air Sungai Tembuku. Sungai tersebut terhubung dengan beberapa saluran yang ada di kawasan Jambi Timur dan Pasar Kota Jambi.

 \"Ini kita lihat langsung. Memang penuh sampah, sehingga aliran airnya tidak lancar,\" kata Sekretaris Daerah Kota Jambi Budidaya, saat meninjau pintu air Sungai Tembuku, Kemarin, (30/5).

Budidaya mengatakan, akibat tumpukan sampah tersebut menyebabkan aliran air tidak lancar. Saluran yang terkoneksi di dalam sungai itu menjadi terhambat. \"Makanya di kawasan hulunya sering terjadi banjir,\" ujarnya.

Budidaya mengaharapkan, masyarakat dapat berperilaku arif dan bijak, terutama dalam hal membuang sampah. “Jangan dibuang ke saluran atau ke sungai, dampaknya besar sekali terutama saat musim hujan bisa menyebabkan banjir,” tambahnya.

Kepala Dinas PUPR Kota Jambi, Fatri Suandri, mengatakan, saluran Sungai Tembuku itu merupakan pengatur aliran air dari hulu dan hilir.

“Kalau hulunya banjir, pintu air ini bisa dibuka sehingga airnya mengalir ke sungai Batanghari. Begitu juga sebaliknya jika Sungai Batanghari meluap pintu ini bisa kita buka dan airnya bisa mengalir ke sini, jadi bisa mengatur untuk dua arah,” ujarnya.

Melihat tumpukan sampah itu, pihaknya akan mengerahkan petugas kebersihan untuk mengangkat sampah tersebut secara manual. Sampah-sampah tersebut nantinya akan dibuang ke TPA Talang Gulo.

“Kita belum bisa hitung berapa jumlah sampahnya, tapi yang jelas banyak sampah rumah tangga,” sebutnya.

Sementara, Pramoedya, Kepala SNPT PJSA BWSS VI mengatakan, pintu air itu dibangun dengan anggaran Rp 28 miliar. Berdasarkan kontrak, bangunan itu akan diserahkan untuk Pemerintah Kota Jambi pada bulan Juni. Sehingga diperkirakan bulan Juli proyek tersebut sudah bisa dioperasikan secara maksimal. 

Kata dia, pintu air tersebut dilengkapi dengan alat pengangkat sampah. Namun alat tersebut di desaign untuk mengangkat sampah organik. Namun kenyataannya di pintu air tersebut banyak terdapat sampah anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga.

\"Bisa dikatakan 90 persen sampah di sini adalah sampah rumah tangga,\" katanya.

Berdasarkan pengalamannya, dalam 1 minggu dapat mengangkat sampah sebanyak 15 truk dari Sungai Tembuku. \"Satu minggu kemudian penuh lagi,\" katanya.

Dia menghimbau kepada masyarakat agar sampah rumah tangga jangan dibuang ke sungai. Hal ini dapat mengakibatkan penyumbatan pada sistem aliran. Jika hal itu terjadi maka dapat menyebabkan terjadinya banjir di beberapa kawasan di Kota Jambi. 

\"Kita selalu kerjasama dengan Pemkot untuk pengangkutan juga kita menggunakan armada dari Pemkot, dan sampah dibuang ke TPA Talang Gulo,\" pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: