AS Pastikan 12 Juni Pagi, Pyongyang dan Washington Brifing Tiap Hari

AS Pastikan 12 Juni Pagi, Pyongyang dan Washington Brifing Tiap Hari

WASHINGTON – Gedung Putih memastikan bahwa pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un berlangsung pada 12 Juni. Tepatnya pukul 09.00 waktu Singapura. Itu sama dengan 11 Juni pukul 21.00 waktu AS.

”Dua pemimpin akan bertemu untuk kali pertama pada pukul 09.00 waktu setempat,” terang Jubir Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders sebagaimana dikutip BBC kemarin (5/6). Sejauh ini, menurut dia, persiapan sudah semakin matang. Tiap hari Trump juga menerima brifing langsung dari Pyongyang terkait dengan rencana pertemuan bersejarah tersebut di Singapura.

Sampai kemarin, belum ada informasi tentang lokasi pertemuan. Namun, pemerintah Singapura sudah merilis peta pengamanan lokasi di sekitar Shangri-La Hotel dan kawasan Tanglin. Pulau Sentosa juga masuk zona pengamanan. Selain Shangri-La Hotel, kandidat terkuat venue pertemuan penting 12 Juni nanti adalah The Fullerton Hotel atau Capella Hotel.

Namun, bisa jadi hotel-hotel itu tidak digunakan sebagai lokasi pertemuan, melainkan hanya tempat menginap delegasi AS dan Korut atau malah Trump dan Jong-un. Sebab, istana juga masih disebut-sebut sebagai lokasi ideal untuk menggelar pertemuan yang bakal menyedot perhatian dunia tersebut. Jarak istana yang tidak terlalu jauh dengan Shangri-La Hotel dan distrik komersial Singapura membuat opsi itu tetap ada.

Mulai Minggu nanti (10/6) Singapura mensterilkan area di sekitar Shangri-La Hotel dan distrik komersial di dekatnya. Pengamanan yang melibatkan pasukan elite kepolisian Singapura dan Gurkha Contingent itu bakal berlangsung sampai 14 Juni mendatang. Adapun pada hari H alias 12 Juni, pengamanan akan dilipatgandakan dengan kedatangan tim keamanan pribadi Trump dan Jong-un.

Jika Singapura sudah siap menerima kedatangan Trump dan Jong-un, lantas bagaimana persiapan Korut? Sebenarnya, Pyongyang agak kewalahan mempersiapkan pertemuan bersejarah tersebut. Selain pesawat kepresidenan yang sudah uzur, kondisi finansial negara tetangga Korea Selatan (Korsel) itu tidak bagus. Karena itu, Pyongyang membutuhkan sokongan dari negara lain untuk membiayai pertemuan tersebut.

Namun, Jong-un yang sejak awal tahun menunjukkan lebih banyak sikap positif terhadap AS dan Korsel tidak mau setengah-setengah dalam mempersiapkan 12 Juni. Awal pekan ini putra bungsu mediang Kim Jong-il tersebut mencopot tiga petinggi militer Korut dan menggantinya dengan orang-orang baru. Tentu tiga petinggi militer anyar itu punya visi dan misi yang sama dengan dia soal hubungan AS dengan Korut.

Jong-un tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bernegosiasi dengan AS. Khususnya Trump. ”Jika pertemuan itu sampai terwujud, berarti Korut menang, menang, menang,” kata William Hague, mantan menteri luar negeri Inggris, dalam wawancara dengan Express beberapa waktu lalu. Pertemuan AS dengan Korut, menurut dia, akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Pyongyang.

”Presiden (Trump, Red) akan tetap menerapkan kebijakan lama AS terhadap Korut. AS tidak akan mencabut sanksi. Semuanya akan tetap berlaku sampai Korut benar-benar bebas nuklir,” papar Sanders seperti dilansir Reuters. Namun, AS tidak akan menjatuhkan sanksi baru atas Korut jika pertemuan 12 Juni nanti berjalan lancar dan Pyongyang mau bekerja sama dengan Washington untuk menuju hubungan yang normal.

Sementara itu, untuk mengenang pertemuan bersejarah 12 Juni nanti, Singapura sudah mempersiapkan medali. Medali keluaran Kementerian Keuangan tersebut mulai ditawarkan secara online. Ada tulisan World Peace pada salah satu sisi. Gambar merpati dan ranting zaitun serta bunga mawar dan magnolia juga menghiasi medali tersebut. Medali itu juga dilengkapi dengan cap tanggal 12 Juni sebagai momentum perdamaian.

(hep/c11/ano)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: