Moeldoko Rebut Demokrat demi Menyelamatkan Bangsa, Kamhar: Pepesan Kosong!
JAKARTA — Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengaku menerima pinangan Darmizal dan kawan-kawan bukan hanya untuk menyelamatkan Partai Demokrat tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara.
Salah satunya pertarungan ideologis di tubuh partai berlambang mercy itu menjelang Pemilu 2024. Moeldoko menyebut pertarungan ideologis yang terstruktur itu jadi ancaman bagi cita-cita Indonesia Emas tahun 2045.
Menyikapi pernyataan Moeldoko yang menyebut bahwa ia menerima pinangan jadi Ketum KLB untuk menyelamatkan Partai Demokrat, Kamhar LakumaniDeputi Bappilu DPP Partai Demokrat menegaskan bahwa argumen itu merupakan bentuk penyesatan opini.
Ia mengatakan, Moeldoko mencoba membangun kesan seolah menjadi aktor pasif yang menerima pinangan, namun kenyataan yang didukung oleh banyak bukti ia adalah aktor aktif sekaligus aktor kunci yang menggunakan mantan-mantan kader Partai Demokrat sebagai operator yang tergabung dalam gerombolan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD).
“Operasi politik seperti ini bukan pertama kalinya oleh Moeldoko untuk memenuhi syahwat politiknya. Sebelumnya pernah mencobanya di Partai Golkar, PPP, HANURA dan PAN namun semuanya tidak berhasil karena partai-partai tersebut adalah bagian dari koalisi pemerintah sehingga tak berhasil karena pergerakan Moeldoko bisa merusak konstelasi dan hubungan partai koalisi dengan pemerintah,” beber Kamhar melalui keterangan tertulis yang diterima fajar.co.id, Minggu (28/3/2021).
Akan berbeda dampaknya jika operasi ini dilakukan terhadap Partai Demokrat yang berada di luar koalisi Parpol pendukung pemerintah.
Kamhar tegaskan bahwa Moeldoko adalah aktor aktif yang menghalkan segala cara, mengabaikan konstitusi Partai Demokrat dan berbagai peraturan perundangan serta regulasi lainnya untuk memenuhi ambisi politiknya.
Mantan Anggota DPR itu melanjutkan, Moeldoko mencoba melakukan pembodohan publik dengan mempresentasikan alasan pengambilalihan untuk penyelamatan Partai Demokrat.
“Sepertinya ia tak mengerti dan memahami apa yang disampaikannya. Logika ini bisa diterima jika Moeldoko memiliki modal politik atau rekam jejak yang istimewa sehingga kehadirannya bisa mendokrak naik elektabilitas Partai Demokrat sebagaimana dulu SBY pada 2004 dan 2009 yang elektabilitasnya sangat tinggi sehingga Partai Demokrat menerima limpahan elektoral,” klaim dia.
Selanjutnya dikatakan Kamhar, Moeldoko sebelumnya tercatat sebagai petinggi Partai Hanura. Jangankan menyelamatkan, bahkan mempertahankan capaian Partai Hanura pun Moeldoko tak sanggup, malah Partai Hanura tereleminasi dari senayan karena tak mampu melewati ambang batas parlemen.
“Jadi semakin menegaskan bahwa secara empirik pun Moeldoko tak punya kompetensi dibidang politik. pernyataannya hanya pepesan kosong semata,” pungkasnya. (endra/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: