>

Istri Lettu Imam Adi Menelepon ke Kraton, Umi Azizah Langsung Tak Enak Badan

Istri Lettu Imam Adi Menelepon ke Kraton, Umi Azizah Langsung Tak Enak Badan

PASURUAN - Edy Sujiyanto, pria berusia 52 tahun warga Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan itu kaget saat mengetahui KRI Nanggala 402 hilang kontak. Dia langsung berdoa, terutama untuk keselamatan putranya, Lettu Imam Adi (29) yang merupakan salah satu dari 53 kru Nanggala 402 yang ikut latihan ke perairan Bali. Keluarga Edy pun menggelar istigasah bersama keluarga besar dan tetangga sekitar.

Edy berharap KRI Nanggala 402 ditemukan. Sebab, oksigen di kapal hanya bertahan sampai Sabtu sore. ADVERTISEMENT “Insyaallah anak saya selamat. Saya sudah bertawakal kepada Allah SWT. Karena Dia yang Mahakuasa dan penentu terbaik bagi takdir makhluk-Nya. Kami ikhlas akan semua ketentuan-Nya,” kata Edy di rumahnya, RT/RW 2 Semare, Kecamatan Kraton, seperti dilansir Radar Bromo, Sabtu (24/4). Edy mengatakan, berita tentang KRI Nanggala 402 yang hilang kontak sungguh mendadak. Keluarga tidak menyangka hal itu bakal terjadi. Sebab, sebelum keberangkatan, tidak ada tanda atau firasat bahwa musibah bakal menimpa Imam.

“Jujur kami tidak memiliki firasat apa pun hal ini akan terjadi. Soalnya anak saya memang sudah biasa bepergian ke luar pulau dalam jangka waktu lama,” ungkap Edy. Dia bercerita, di hari Senin (19/4), anak sulungnya itu sempat menelepon dirinya untuk pamit akan latihan di Bali selama satu pekan. Jika tidak ada musibah hilang kontak, ia seharusnya pulang pada Sabtu (24/4).

Tiba-tiba pada Rabu (21/4), Astri (28), istri dari Imam menghubunginya. Astri mengabarkan bahwa KRI Nanggala yang membawa Imam hilang kontak.

Edy pun langsung mengecek kebenaran itu dengan melihat berita di televisi. Dan ternyata informasi itu benar. Keluarga pun langsung kaget, terutama Umi Azizah, 48, ibu dari Imam. Selama seharian, Azizah tidak enak badan karena memikirkan keselamatan putranya itu. “Anak saya ini baik. Perhatian sama orang tuanya. Dia selalu pamit kalau mau keluar rumah. Bahkan walau cuma pergi ke Pandaan, Pasuruan, dia selalu pamit orang tuanya dahulu,” katanya.

Lettu Imam Adi adalah lulusan Akmil. Dia menempuh pendidikan Akmil pada 2011 dan dilantik sebagai perwira dengan jabatan letnan dua (letda). Setelah itu, Imam langsung ditempatkan di armada I di Jakarta. Selanjutnya menempuh pendidikan selama sembilan bulan pada 2016 dan dipindahkan ke kapal selam. Lalu sekitar 2017, putranya dipindahkan ke Surabaya. “Sewaktu pindah ke Surabaya ini, putra saya menikah dengan Astri dan dikarunia satu orang anak. Namanya Kafil Aska Rafasya berusia 2,5 tahun. Sehari-hari anak saya di Surabaya,” sebut Edy. (riz/hn)

Sumber: www.jpnn.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: