>

Siti Fadilah Dan Dr Tifa Kuliti Efektivitas Vaksin Sinovac, Divaksin Dan Tidak Sama Saja

Siti Fadilah Dan Dr Tifa Kuliti Efektivitas Vaksin Sinovac, Divaksin Dan Tidak Sama Saja

Di Turki misalnya, jumlah sampelnya sebanyak 10.000 lebih. Padahal jumlah penduduknya hanya 82 juta jiwa, jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia.

Di Brazil, sampel uji klinis vaksin Sinovac sebanyak 13.000 ribu dengan jumlah penduduk 211 juta jiwa lebih. “Di Brzail sebanyak 13.000 relawan uji klinis. Itu cukup representatif. Dan efektivitasnya hanya 54 persen,” kata dr Tifa.

“Artinya, akan ada orang sebanyak 50,4 persen yang terbentuk anti bodinya, ada yang tidak,” tambahnya.

Rendahnya efektivitas vaksin Sinovac dikritisi mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Dengan rendahnya efektivitas Sinovac, maka orang divaksin atau tidak hasilnya sama saja, bisa juga tidak. “Kan ada batasnya kapan disebut efektif, yaitu kalau efektivitasnya di atas 50 persen. Tapi kalau di atasnya cuma 53 atau 54, berarti podo wae. Divaksin sama gak divaksin sama saja fifty-fifty bisa kena,” cetus Siti Fadilah,” kata Siti Fadilah.

Kelinci Percobaan

Dr Tifauzia Tyassuma alias dr Tifa mengatakan, semua vaksin Covid-19 yang digunakan Indonesia tercatat di WHO sebagai fase 4.

 

“Di WHO itu, dalam listingnya itu ditulis masuk di dalam fase 4. Nah harus tahu ini apa maksudnya fase 4,” ucap dr Tifa.

Siti Fadilah lantas menjawab bahwa yang masuk fase 4 itu adalah orang yang sudah divaksin. “Kita-kita ini, yang disuntik masuk fase 4. Makanya perlu sekali pencatatan bahwa KTP-nya mana, ininya mana, karena nanti diikutin, apakah ada site effeck (efek samping), apakah terus mati, matinya berapa, yang catat berapa, waduh,” cetus Siti Fadilah.

“Itulah yang namanya human challenge atau human experimental,” kata dr Tifa menimpali ucapan Siti Fadilah. (pojoksatu)

Sumber: www.pojoksatu.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: