DISWAY: Harga Pagar Baja
Hampir saja teman saya itu melepaskannya. Tapi ia harus memperbaiki dulu kapalnya. Buatan Jepang. Tahun 2000. Baru berumur 20 tahun.
Awal bulan Mei lalu tiba-tiba ada orang mencari kapal. Teman saya itu menawarkan kapalnya. Langsung direspons. Pembeli itu mau dengan harga Rp 37 miliar.
Yang bikin kaget: pembeli berterus terang. Kapal itu akan dihancurkan. Dijadikan besi tua. Dijual ke pabrik baja.
Teman saya itu hampir menangis. Kapal yang ia sayangi itu akan dihancurkan begitu saja. Padahal kapal itu masih bagus. Dan lagi, untuk apa kapal itu ia perbaiki. Yang memakan biaya Rp 2 miliar. Toh akhirnya hanya akan dihancurkan.
Tapi hitung-hitungan bisnis tetap yang utama. Kalau bisa mendapat untung dengan cara menghancurkannya mengapa harus memeliharanya.
Akhirnya kapal itu dijual. Lima hari kemudian teman saya itu dikirimi foto oleh pembelinya. Kapalnya sudah \'duduk manis\' di sebuah dok. Siap digergaji –dengan gergaji las. Dihancurkan.
Hampir saja teman saya itu menjual pula kapalnya yang lebih besar lagi. Tapi ia masih terikat kontrak jangka panjang.
Maka ketika saya melihat video yang lagi beredar sekarang –kapal-kapal pesiar yang antre untuk dihancurkan– saya tahu apa yang terjadi di balik itu. Kapal-kapal mewah tersebut lebih menghasilkan uang ketika dijadikan besi tua. Dari pada dijalankannya.
Itulah dunia bisnis. Orang bikin kapal dari besi. Besi dibuat dari besi tua. Kini orang menghancurkan kapal. Untuk dijadikan besi tua.
Harga besi tua memang lagi mahal sekarang ini.
Penyebabnya adalah –siapa lagi kalau bukan– Tiongkok.
Anda sudah tahu: Tiongkok lagi marah ke Australia. Yang dinilai ikut campur urusan dalam negeri Tiongkok.
Sejak 2020 lalu Tiongkok tidak mau lagi membeli bijih besi dari Australia. Juga tidak mau membeli batu baranya. Padahal bijih besi dan batu bara adalah andalan ekspor Australia.
Akibatnya, pabrik-pabrik baja di Tiongkok kekurangan bahan baku. Tiongkok pun menyadari itu. Maka Tiongkok mengubah kebijakannya yang satu ini: tidak lagi melarang impor besi tua.
Sudah tiga tahun Tiongkok melarang impor sampah. Sampah apa pun. Termasuk kertas bekas dan besi tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: