Setelah 11 Hari Perang, Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata

Setelah 11 Hari Perang, Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata

JAKARTA– Militer Hamas dan pihak Israel sepakat melakukan gencatan senjata pada Jumat (21/5) dinihari, demi menghentikan rangkaian kekerasan mematikan yang memasuki hari ke-11 sejak pecah pada 10 Mei 2021 lalu.

Gencatan senjata ini di ditentukan oleh mediator Mesir, dan Presiden AS Joe Biden yang berjanji akan menyelamatkan kehancuran akibat pertempuran dengan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Hitungan mundur gencatan senjata pukul 02:00 waktu setempat, namun roket Palestina masih berlanjut dan Israel meluncurkan setidaknya satu serangan udara.

Masing-masing pihak mengaku siap membalas pelanggaran gencatan senjata apa pun oleh pihak lawan. Kairo mengatakan akan mengutus dua delegasi guna memantau gencatan senjata.

 

Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, merencanakan perayaan atas gencatan senjata ke publik. Mereka sebut gencatan senjata sebagai kemenangan atas perang dari sisi militer dan ekonomi.

“Bagus bahwa konflik akan berakhir, namun sayangnya saya merasa kita tidak punya banyak waktu sebelum eskalasi berikutnya,” kata Eiv Izyaev, insinyur berusia 30 tahun, di Tel Aviv.

Sejak pertempuran berlangsung pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka akibat bombardir udara. Israel mengaku telah menewaskan setidaknya 160 petempur di Gaza.

Otoritas menyebutkan jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera akibat serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat warga mengungsi.

Di tengah maraknya peringatan gobal, Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar mengupayakan deeskalasi, sementara Mesir, Qatar dan PBB berupaya untuk melakukan mediasi.

Dalam pidato pada Kamis (20/5), Biden menyampaikan belasungkawa untuk Israel dan Palestina. Ia juga mengatakan Washington akan bekerja sama dengan PBB “dan pemangku kepentingan internasional lainnya untuk memberikan bantuan cepat kemanusiaan” untuk Gaza.

Menurut Biden, bantuan akan dikoordinasikan dengan Otoritas Palestina (PA) – yang dikelola rival Hamas, Presiden Mahmoud Abbas, dan berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel – “dengan cara yang tidak mengizinkan Hamas memasok kembali persenjataan militer mereka.”

Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Barat dan Israel, yang menolak mengakuinya.

Kekerasan bermula dari kemarahan rakyat Palestina atas apa yang mereka serang lantaran Israel mengekang hak-hak mereka di Yerusalem, termasuk selama bentrokan polisi dengan pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: