Behind: Impossible

Danu yang memang dasaranya tidak peka, tepatnya tidak peduli hanya memutarkan bola matanya malas. “Udahlah, sia – sia aja gue peduliin nih dua betina, kagak ada benernya,” Ujar Danu yang kini beranjak pergi.
Namun sebelum benar – benar beranjak pergi, Danu meninggalkan bungkusan yang berisi dua cup kopi dan 4 bungkus roti rasa coklat di meja Keken. Keken yang melihat bungkusan tersebut segera membuka dan tersenyum. Jika dilihat Danu memang terlihat sepeti perfeksionis menyebalkan yang segalanya harus sempurna dan tertata namun dibalik itu Danu adalah sosok yang peduli dan perhatian kepada orang – orang di sekitarnya, tak banyak orang yang mengetahu sisi hangat Danu tersebut, dan Keken menjadi salah satu orang beruntung yang mengetahuinya.
Keken segera meraih ponselnya dan mengetikkan ucapan terimakasih kepada Danu atas bungkusan tersebut.
KekenAgasya
Makasih bungkusannya, lain kali lebih banyak (>. <)
Agero Danuar
Ya
Keken tersenyum kecil melihat balasan Danu, dan segera membagi isi bungkusan tersebut kepada Mala yang sepertinya juga lembur seperti dirinya malam ini. (*)
Bersambung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: