>

Behind: Impossible

Behind: Impossible

“Gapapa, makasih udah ngebantuin gue,” ujar Keken, “Berarti gue tinggal ngerjain bagian Tsani sama Reno aja lagi. Untung aja bagian gua udah clear.” Lanjut Keken lagi mengecek pekerjaannya.

Selama beberapa saat, Keken dan Mala hanya berfokus pada layar komputer mereka masing – masing, menyelesaikan seruntutan artikel yang tiada habisnya setiap hari bukanlah hal yang mudah apalagi kali ini hanya Keken dan Mala yang mengerjakannya. Hingga suara Mala membuat fokus Keken pecah.

“Gila nih yang buat artikel, udah judul nggak masuk akal, kebanyakan typo, nggak nyambung pula isinya.” Ujar Mala melihat artikel yang kini ia revisi.

“Emang punya siapa Mal?” Tanya Keken masih terus menatap layar komputernya yang menampilkan deretan kalimat panjang.

“Punya Sanu, tapi gue rasa Sanu nggak pernah deh sekacau ini buat artikel.” Ujar Mala tak habis pikir.

“Sanu?” Ucap Keken bingung, pasalnya ia ingat jelas bahwa sudah dua minggu Sanu bertindak di lapangan bersama Doni selama dua minggu dan tentu saja Sanu tidak akan serajin itu untuk menulis artikel di saat Sanu sendiri pusing dengan hasil survey dan laporan di lapangan yang selalu mengeluh kepada Keken akhir – akhir ini.

“Oh, itu bukan kerjaan Sanu, tapi Kirana, emang nggak pernah jelas kerjaan tuh anak satu.” Ujar Keken malas jika sudah membicarakan Kirana. Pasalnya, Kirana juga menjadi salah satu alasan Keken dimarahi oleh Danu.

“Sekarang mana tuh anak, dah nggak keliatan aja.” Ujar Mala bertanya pasalnya jam kantor belum usai namun Kirana sudah tidak ada.

“Nggak tau deh gue gimana tuh anak, mentang – mentang bapaknya kepala manejer disini jadi suka – sukanya aja kerja, pokoknya kalo dia minta tanda tangan gue buat laporan magangnya bakal gue persulit.” Ujar Keken dengan nada dendam yang sangat membara.

Mala yang melihat Keken hanya terkekeh pelan, dan turut mendukung ide Keken yang akan mempesulit laporan magang Kirana melihat betapa seenaknya Kirana hengkang dan masuk ke ruangan mereka, bahkan pekerjaan Kirana pun tak ada yang pernah selesai dengan benar. Tidak hanya itu, kepribadian Riana yang sangat centil dan manja itu membuat Keken dan Mala muak menghadapinya, bahkan Reno dan Sanu yang digoda juga merasa ilfeel pada Kirana, untungnya Kirana tau batasan untuk tidak menggoda Doni yang baru saja menikah bertetapan dengan kedatangan Kirana. Perlakukuan Kirana pun sangat berbeda pada setiap anggota divisi humas, jika pada laki – laki Kirana akan terlihat sangat manja dan lemah, dan jika bersama Keken atau Mala, Kirana akan bersikap tidak peduli berbeda dengan Tsana, Kirana sering merasa tersaingi dengan kecantikan Tsana membuat seringkali Kirana terlibat keributan bersama Tsana, untungnya Tsana mulai jengah dan tidak peduli pada setiap keributan yang dibuat Kirana.

Sibuk membicarakan Kirana membuat Keken dan Mala hampir lupa waktu bahwa malam sudah tiba, bahkan jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat. Untungnya walau terus berbicara, pekerjaan Keken dan Mala tidak terbengkalai, seolah terlatih untuk bekerja sambil terus menggibah. Selain itu, Keken dan Mala juga tidak menyadari Danu, yang memperhatikan mereka sedari tadi.

“Jangan taunya ngobrol terus, kerjaan selesai nggak?” Ujar Danu. Danu merupakan kepala bagian divisi humas di kantor yang ditempati Keken saat ini. Awalnya Keken sangat mengangumi Danu, sifat dingin Danu dan aura misterius yang selalu mengalir dari Danu membuat Danu terlihat menarik di mata Keken, namun semua itu tak bertahan lama setelah Danu mengeluarkan sifat menyebalkannya saat bekerja, bahkan rasanya kadang Keken tidak dapat bernafas dengan baik akibat ulah Danu yang selalu memborbardirnya dengan pekerjaan tiada henti.

Mendengar perkataan Danu membuat Keken dan Mala memutar bola mata mereka malas, mengisyaratkan seolah mereka muak dengan ceceran Danu yang tiada henti terkait pekerjaan mereka.

“udah, jangan lembur malam ini. Deadline artikel pada masih hari minggu, ini masih hari selasa, masih ada 5 hari lagi,” ujar Danu. “Cepet pulang, nggak baik cewe pulang malam – malam banget” lanjut Danu lagi.

“Cih, siapa yang ngasih kita kerjaan sebanyak ini sampe harus pulang malam?! Siapa?!” Tanya Keken kesal dengan maksud menyindir Danu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: