>

Behind: Impossible

Behind: Impossible

Kuharap kau bahagia pada apa yang kau tempuh

Entah nantinya kau harus tergugu dan terjatuh

Untuk setiap arah yang kau tuju.

Kepada tuan penganggu yang selalu ku rindu

Kuharap kau tidak bosan disitu

Menunggu aku si nyonya tak pernah mau patuh

Untuk datang menuntas rindu.

 “Jadi kau menyuruhku ke sini hanya untuk mengambil dan membaca ini?” Ujar Pria tersebut kesal, pasalnya ia harus meninggalkan seluruh pekerjaannya hanya demi memenuhi permintaan wanitanya yang kini tengah tersenyum manis tanpa rasa berdosa.

“Ya, jadi bagaimana menurutmu?” Tanya wanita tersebut, kali ini menatap pria yang berdiri dihadapannya kini dengan raut tak terbaca.

“Entahlah, jadi apa maksudnya?” Tanya Pria itu lagi, kali ini tangannya menggenggam tangan wanitanya yang bebas sedang tangan satunya masih memegang kertas berisi puisi berjudul ‘tuan pengganggu’ yang tadi ia baca.

“Tidak ingin bertanya siapa yang dimaksud disana?” Ujar wanita tersebut kali ini dengan tatapan yang sedikit kecewa melihat prianya kini tak bereaksi lebih dari sekedar rasa bingung.

Melihat tatapan kecewa dari wanitanya, pria tersebut tersenyum pelan berusaha menghibur wanitanya. “Apa ini kita?” Tanya Pria tersebut.

Wanita tersebut menganggu ceria dan tertawa saat prianya dapat menebak untuk siapa puisi itu, “aku rasa ini bukan kita, hanya saja ini terlalu menggambarkan kita.” Ujar wanita tersebut.

“Ya, baiklah. Dan sekarang nyonya pengatur mari pulang dengan tuan pengganggumu ini.” Ujar pria tersebut mengulurkan tangannya.

Wanita tersebut segera menerima uluran tangan dari pria tersebut, “Kau tau mengapa puisi tersebut sangat pas menggambarkan kita?” ujar wanita tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: