Behind: Impossible

“Naik atau gue paksa lu naik!” Ujar Danu yang kini tidak tahan melihat Kirana, entah mengapa rasanya ia sangat ingin marah pada Kirana, perasaan menggebu yang sama saat ia benar – benar ingin membunuh jika saja itu diperbolehkan.
Melihat tatapan Danu yang tidak main – main, membuat Kirana sedikit takut, namun ia segera menyembunyikan rasa takutnya dengan menatap kesal Danu.
“Maksa aja terus!” Ujar Kirana lalu menaiki motor Danu.
Setelah memastikan Kirana benar – benar menaiki motornya dan aman, Danu segera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Saat ini hanya satu tempat yang ia pikirkan, perasaan marah, menggebu, juga perasaan sama yang ia rasakan dulu harus mendapat penjelasannya kini.
Danu menghentikan motornya di sebuah jalan kecil yang sangat sepi dan menyuruh Kirana turun. Kirana yang merasa tempat ini sangat sepi menaruh waspada terhadap Danu.
“Kalo lo macam – macam, gue nggak akan segan segang buat ngeluarin jurus tekwondo gue ya!” Peringat Kirana pada Danu, sedang Danu hanya mendengarnya dan berjalan meninggalkan Kirana.
Kirana yang melihat Danu meninggalkannya begitu saja, Kirana menatap jalan kecil yang ia lalui, terasa sangat familiar, fokus mengamati sekelilingnya Kirana tak sadar bahwa Danu sudah berhenti berjalan dan Kirana menabrak punggung Danu.
Danu hanya diam sambil menatap sesuatu dengan sorot mata kosong, Kirana yang mengikuti arah pandang Danu ikut terdiam menatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Danu tersenyum tipis, sangat tipis bahkan itu tidak dapat dikatakan sebagai senyuman, dengan gerakan cepet Danu mencekik Kirana hanya dengan sebelah tangannya, Kirana yang mendapati cekikan Danu secara tiba – tiba terkejut dan berusaha melepasnya, namun disaat yang sama pula semakin Kirana berusah lepas semakin kuat Danu mencekiknya, Kirana terus memukul tangan Danu dengan kasar berusah melepas cekikan Danu.
Kirana mulai merasa kehabisan nafas, seolah pasrah Kirana berhenti meronta, Kirana mulai merasa pusing dan secara perlahan mulai merasa limbung dan didetik – detik sebelum kegelapan benar – benar mengambil kesadaran Kirana, Danu melepas cekikannya.
“Veera,”
Bersambung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: