>

Behind: Impossible

Behind: Impossible

“Sedih banget sih hidup lo San, iya nggak Nu?” Tanya Keken pada Danu, namun orang yang dimaksud malah tidak ada.

“Danu?” panggil Keken, karena tidak biasanya Danu tidak menyahuti perkataanya. Keken melihat sekelilingnya, tidak ada Danu dan juga Kirana.

“Loh, Danu sama Kirana mana?” Tanya Keken pada Sanu dan Mala, “Ada yang liat mereka?” Tanyanya lagi,

“Nggak, gue aja baru sadar kalo mereka nggak ada.” Ujar Sanu. “Sama, gue juga nggak tau kapan mereka ngilangnya.” Sambung Mala.

“Tumben,” celutuk Keken.

“Kenapa emang?” Tanya Mala.

“Nggak tau, pengen aja ngomong gitu, ‘tumben’” Jelas Keken sambil cengengesan.

“Yee, gak jelas lo kutil kuda,” Cerca Sanu.

“Apa lo panu Kudanil?!” Jawab Keken tak mau kalah.

Mala yang menatap Sanu dan Keken yang mulai bertengkar menatap senang, pasalnya dengan begitu ia memiliko tontonan drama gratis, dengan santainya Mala mencari posisi ternyamannya lalu membuka pizza serta cola yang tadi ia beli bersama Sanu di jalan menuju kosan Keken.

“Sama – sama gila, Cuma lagi adu ngotot aja siapa yang paling gila.” Gumam Mala sambil terkekeh pelan memikirkannya. Sedang Keken dan Sanu, jangan tanyakan bagaimana sekarang mereka menyahuti diri masing – masing dan perihal kamar berantakan, mari lupakan sejenak karena berdebat, jauh lebih menyenangkan.

***

Setelah kesadarannya pulih, Danu menarik Kirana tiba – tiba keluar, menjauhi Keken, Mala, dan Sanu yang tengah asyik bersenda gurau. Danu menggenggam tangan Kirana erat, dan menyuruh Kirana untuk menaiki motornya dengan paksa karena Kirana yang terus menolak dan terus mencoba melapas tangannya.

“Naik!” suruh Danu.

“Nggak!” Tolak Kirana kesal, pasalnya Danu menggenggam tangannya terlalu erat hingga tangannya memerah, belum lagi Danu menarik tangannya dengan kasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: