Behind: Impossible

“Beberapa hal terkadang ada tanpa sebuah alasan, terjadi hanya kerena sebuah kebetulan. Dan sesuatu yang terjadi karena kebetulan adalah banyak hal tentang kejutan”
Keken menatap bingung pada situasi yang dia hadapi sekarang, Mala dan Sanu yang terkejut hanya karena sebuah adegan pelukannya dengan Danu yang terjadi, Danu yang tiba – tiba pucat dan menjadi pendiam sepeti patung begitu saja setelah kedatangan Mala dan Sanu serta Kirana yang menikmati apa yang terjadi terhadapa Danu.
“Boleh gue Tanya?” Tanya Keken acak, untuk mendapatkan kembali kewarasannya maka Keken harus mempertanyakan keadaannya saat ini.
“Gue waras? Tanya Keken lagi, Mala dan Sanu yang mengernyit bingung kerena pertanyaan Keken tidak menjawab, Kirana hanya tertawa merespon Keken, sedang Danu, masih bertahan bercosplay menjadi patung.
“Kak Keken dan Kak Danu Cuma pelukan tanpa ada apa – apa, sebatas maaf dan pelukan penenang aja.” Ujar Kirana tiba tiba, membuat Mala, Sanu dan Keken menatapnya bingung.
Melihat tatapan bingung itu Kirana melanjutkan perkataanya, “itu penjelasan untuk Kak Mala sama Kak Sanu, karena ada orang yang bakal tetep ngecosplay jadi batu kalo menurut dia itu masih salah paham sama orang yang ia tuju.”
Mala dan Sanu yang mendengarnya hanya ber-oh ria mendengar penjelasan Kirana, sedang Danu yang mendengarnya menghela nafas lega melihat Mala dan Sanu tidak menatapnya dengan sorot terkejut lagi. Danu bahkan tidak bisa merasakan tubuhnya untuk beberapa saat memikirkan bagaimana dirinya harus menjelaskan pelukan tadi terhadap Mala dan Sanu.
“Biasa aja kali Kir, Awalnya kita emang kaget soalnya jarang banget gitu liat Danu sama Keken akur, apalagi Keken sering banget ngehujat Danu di kantor kalo dikasih kerjaan.” Ucap Mala.
“Kalo dipikir – pikir juga nih ya, nggak aneh kok kalo Danu sama Keken peluk gitu doang, gue sama mala juga bisa nih, biasa aja.” Sambung Sanu yang langsung memeluk Mala.
“Sanuu, Lepas ih, gerah tau!” Keluh Mala, karena Sanu terus memeluknya erat.
“Modus terus San, kapan gasnya?” sindir Keken. Sedang Mala yang mendengar perkataan Keken, menatap Keken bingung.
“Sabar, ini juga lagi manasi, biar ngegasnya lancar entar.” Jawab Sanu sambil memperbaiki kacamatanya yang sedikit meluncur dari hidungnya.
“Kalian lagi bahas motor?” Tanya Mala.
Keken dan Sanu yang mendengar Mala tertawa lepas. Sedikit prihatin terhadap tingkat kepekaan Mala yang benar – benar tidak masuk akal, rasanya gelagat Sanu yang menyukai Mala bahkan sudah sangat terang – terangan hingga satu kantor pun tahu bahwa Sanu menyukai Mala, sedang Mala sendiri malah tidak peka terhadapa perasaan Sanu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: