Negatif Menang Probabilitas
Horeeee, bisa merdeka bebas dari isoman... Tapi belum dulu! Istri saya tidak mau saya keluar dari kamar isoman dulu. Nanti dua hari lagi swab lagi, katanya.
Terus terang saya ngedumel. Sekali lagi, enakan aturan di Amerika. Gampang sederhana. Menurut anjuran dan panduan dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), kalau positif tanpa gejala, setelah sepuluh hari silakan bebas merdeka tanpa harus swab lagi.
Saya bisa membayangkan, panduan itu pasti menghemat begitu banyak uang masyarakat. Asal tahu saja, di Amerika, kalau mau swab PCR, ongkosnya lebih dari USD 200 per orang!
Tapi, demi menjaga probabilitas kesehatan keluarga, saya menurut saja. Selasa pagi sebelum menulis tulisan ini, saya sudah swab lagi. Ya semoga saja Rabu ini hasilnya tetap negatif. Kalau tidak, maka kasus saya ini pasti unik sekali!
Dengan pengalaman ini, kalau ditanya orang bagaimana cara negatif, tentu saya sulit menjawab. Mungkin, kondisi badan saya memang cukup kuat untuk melawan virus itu. Mungkin, karena sempat disuntik tambahan Johnson & Johnson, saya juga jadi lebih tangguh melawannya. Sehingga tanpa gejala dan segera negatif.
Mungkin juga karena saya tidak pernah down gara-gara cedera atau sakit. Silakan tanya dokter tulang yang sudah beberapa kali mengoperasi bahu dan tangan saya (patah karena jatuh sepeda), dia pasti menjawab saya ini cuek bebek dan tidak takut sakit.
Badan fit, vaksin, dan tidak takut (dan tetap aktif). Mungkin hanya itu jawaban yang bisa saya berikan. Saya menang probabilitas.
Yang jelas, dengan pengalaman ini, saya jadi makin getol mengingatkan orang untuk menjalani vaksinasi. Saat ini, tidak ada cara lain. Kalau tidak mau di-lockdown terus-menerus dan berulang-ulang, ya harus menjalani langkah-langkah bertahapnya. Langkah utama ya vaksin.
Lihatlah masyarakat-masyarakat yang sekarang sudah bebas nonton sepak bola, bebas nonton Wimbledon, bebas nonton Formula 1. Bisa bersorak ramai-ramai, tanpa masker. Itu karena mereka dalam setahun terakhir sudah mau \"mundur selangkah,\" mengalah mengikuti program yang harus dilakukan, supaya sekarang sudah bisa maju lagi selangkah atau bahkan berlangkah-langkah.
Kita sudah terlambat mundur selangkah, jadi bagaimana mau maju ke depan. Kasihan teman-teman kita yang bekerja di rumah sakit, di dunia kesehatan. Bagaimana mau menambah kapasitas kalau nakesnya tidak lagi cukup? Semakin kita ngeyel, semakin kita terperosok.
Seperti yang sudah berkali-kali saya tuliskan: Kalau bisa mengalahkan pandemi, maka yang menang adalah masyarakatnya. Bukan negaranya. Bukan pemerintahnya.
Semoga masyarakat kita bukan masyarakat loser. Semoga kita segera bisa melihat cahaya di ujung terowongan gelap dan --sepertinya-- panjang ini... (Azrul Ananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: