Anggaran Kemenhub Distop Untuk Ujung Jabung, Gubernur Al Haris Siap Selesaikan Proyek Nasional di Jambi
JAMBI – Pelabuhan Ujung Jabung agaknya semakin sulit dapat diselesaikan dalam beberapa tahun kedepan. Pasalnya Kementrian perhubungan kini tidak mau lagi mengalokasikan anggaran untuk kelanjutan pembangunan pelabuhan yang diproyeksikan menjadi andalan pintu keluar ekspor Provinsi Jambi tersebut.
Hal ini terungkap dari pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapar koordinasi virtual percepatan pembangunan Infrasturktur Provinsi Jambi yang diikuti Gubernur dan Bupati/Walikota se Provinsi Jambi dengan sejumlah menteri yang dipimpin Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan, pada Jum’at(30/7).
Salah satu penyebab tidak bisa dialokasikanya lagi anggaran untuk Ujung Jabung ini, kata Menhub karena anggaran di Kementeriannya yang kurang baik saat ini.
Bahkan, pihak Kemenhub pun sudah mencarikan solusi untuk kelanjutan pembangunan Ujung Jabung ini. Seperti mencarikan investor swasta yang berminat membangun dan mengelola pelabuhan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini. Akan tetapi, hingga kini belum ada yang berminat.
\"Kita masih butuh kira-kira Rp100 sampai 200 Miliar untuk menyelsaikan pelabuhan ini. Kemudian jalan yang harus dibangun PUPR menuju pelabuhan ini sepanjang 42 Kilometer dan melalui Sungai selebar 500 meter, yang masih membutuhan anggaran sekitar Rp1,7 Triliun,\" paparnya pada rakor virtual ini.
Disamping itu, Menhub Budi, juga menawarkan untuk mengoptimalkan penggunaan pelabuhan Muara Sabak yang menurutnya hampir sama dengan Ujung Jabung, dari pada pemerintah harus mengelaluarkan lagi anggaran sebesar Rp2 Triliun.
\"Dan saya juga belum mendapat satu keseriusan dari swasta, mereka yang punya batu bara atau CPO menggunakan dan mengelola ini. Karena saya khawatir di tengah anggaran kita yang terbatas, ini belum perlu dilakukan. Jadi kami sedang intentif mencari swasta yang berminat membangun dan mengelola pelabuhan (ujung jabung), sehingga nanti Kementrian PU baru masuk,\" jelasnya.
Sebab munurut Menhub, jika pelabuhan itu dibangun namun ternyata tidak digunakan secara komersil oleh swasta, maka investasi PUPR yang Rp1,7 Triliun akan sia-sia, dan dengan tak berfungsi nantinya pemerintah akan sangat berdosa mengalokasikan uang rakyat sebanyak ini. \"Maka saya pikir anggaran itu lebih baik masuk ke Jalan tol supaya semuanya terhubung di Jambi,\" ujarnya.
Namun lanjut Budi, jika seandainya Pemprov Jambi menemukan Investor swasta yang berminat berinvestasi kan modal Rp200 Miliar membangun dan mengelola pelabuhan Ujung Jabung tersebut, maka pihaknya akan merekomendasikan kepada Kementrian PUPR untuk membangun jalan menuju kawasan pelabuhan tersebut. \"Ini suatu rekomendasi yang tidak enak pak, tapi saya berani menyampaikan, suapaya tidak ada dusta diantara kita,\" terang Menhub.
Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris menyikapi hal itu mengatakan pihaknya ingin semua program-program stategis di Provinsi Jambi itu berhasil.
\"Kita sudah sepakat bahwa itu harus dilanjutkan, apapun resikonya kita harus siap, itu harus jadi pelabuhan Internasional,\" tegasnya.
Menurut Haris pihaknya menyatakan siap melanjutkan program nasional yang sudah ditetapkan pemerintah pusat di Jambi sebelum tahun 2024 berakhir.
Al Haris mengatakan Menko Marves ingin mempercepat program nasional di Jambi yang sudah dicanangkan Presiden. Diantaranya Ujung Jabung, Kawasan (Industri) Kemingking, kemudian Tol Jambi-Rengat, Jambi-Palembang yang merupakan program strategis nasional.
Jika ada kendala di daerah, kata Haris, Menko meminta dari daerah mempercepat dan pemerintah pusat akan membantu. \"Intinya kita ingin semua program pusat didaerah ini jadi kita harapkan,\" sebutnya.
Haris menyebut usulan program dari daerah tak ada yang berubah. Dan dikatakan Menko, program daerah ada yang ditinjau ulang seperti ujung jabung. Untuk hal ini juga telah diberikan kesempatan Bupati/Walikota menanggapi. \"Dan kita didaerah sepakat akan diperkuat dan dilanjutkan, dengan segala risiko dan konsekuensi harus jadi pelabuhan internasional,\" tegasnya.
Sementara terkait, hal lain seperti penanganan Covid-19, Haris menyebutkan seperti persoalan oksigen dan direspon akan mengirimkan oksigen ini secepatnya. \"Nanti dalam bentuk generator langsung ke udara itu, untuk jumlah belum ada yang jelas 1 alat ini bisa melayani 500 pasien, jika sudah datang (alatnya) bisa kita masukkan ke tabung dan sebar ke rumah sakit,\" ucapnya. (aba)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: