PERINGATI HARI GIZI NASIONAL, PUSAT KAJIAN KLINIK KONSELING CEGAH STUNTING DAN OBESITAS

 PERINGATI HARI GIZI NASIONAL, PUSAT KAJIAN KLINIK KONSELING CEGAH STUNTING DAN OBESITAS

Oleh Hafifatul Auliya Rahmy, SKM.M.K.M

Dosen dan Sekretaris Pusat Kajian Klinik Layanan Kesehatan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Hari Gizi Nasional (HGN) diperingati pada setiap tanggal 25 Januari setiap tahunnya. Kata “Gizi” berasal dari bahasa Arab “Ghidzai” yang berarti makanan yang menyehatkan. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), gizi adalah zat dalam makanan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin telah mengatur semua segala aspek kehidupan termasuk tentang makanan. Allah SWT memerintahkan kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib. Thayyib merupakan makanan yang baik untuk tubuh baik dari aspek gizi, higienis dan keamanan pangan. Pada dasarnya gizi atau makanan diperlukan oleh tubuh untuk dapat mempertahankan status kesehatan untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kondisi fungsional organ-organ tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.

Mengkonsumsi makanan yang kurang dan berlebihan akan berdampak pada status kesehatan. Kekurangan asupan zat gizi dalam jangka waktu lama apada anak dapat menyebabkan terjadinya stunting. Kelebihan asupan zat gizi dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kedua malasah gizi ini menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak seimbang dapatlah baik. Kejadian stunting dan obesitas pada balita menjadi permasalahan serius karena efeknya tidak hanya terhadap kesehatan tetapi juga menjadi beban ekonomi dan sosial di masyarakat. Kita semua diamanatkan oleh Allah SWT agar mempersiapkan generasi yang baik, cerdas dan berakhlak bukan meninggalkan generasi yang lemah. “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar” QS An Nisa : 9

Tema HGN pada tahun 2022 ini yaitu aksi bersama cegah stunting dan obesitas. Berbagai lintas sektor terlibat dalam penanggulangan masalah kesehatan ini tidak hanya pada sektor kesehatan. Presiden telah menurunkan dasar hukum untuk pengentasan stunting yaitu pada Perpres Nomor 72 tahun 2021. Pusat Kajian Klinik dan Layanan Kesehatan Sulthan Thaha Saifuddin Jambi juga memberikan kontribusi dengan memberikan konseling pada ibu hamil dan menyusui.

Pentingnya Pemberian asi ekslusif

ASI eksluasif adalah pemberian makanan utama atau satu-satunya bagi bayi dari bayi lahir sampai dengan umur 6 bulan dengan kata lain tanpa diberikan makanan lain seperti pisang, bubur dan lainnya. Makanan ini berbentuk cairan yang mempunyai kandungan nutrisi dan zat gizi yang sangat besar diantaranya meliputi karbohidrat, protein, dan lemak. Pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun. Hal ini selaras dengan hadis rasulullah SAW bahwa dengan memberikan ASI maka akan terjadi pertumbuhan daging dan tulang pada anak karena didalamnya mengandung beraneka nutrisi yang mencukupi kebutuhan bayi. Al-Qur’an memaparkan dalam Surat Al Baqarah ayat 233 “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna......”

Kandungannya karbohidrat dua kali lipat lebih banyak dibandingkan susu formula. Begitu pula kandungan protein pada ASI mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi, diantaranya adalah taurin atau tarine yang berfungsi dalam perkembangan otak. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang mudah diserap oleh usus bayi

Penerapan gizi seimbang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: