Rusia Gempur Habis-Habisan Ukraina, Presiden Ukraina Tetap Aktif Main Twitter

Rusia Gempur Habis-Habisan Ukraina, Presiden Ukraina Tetap Aktif Main Twitter

JAKARTA— Di tengah gempuran tentara Rusia terhadap Ibu Kota Ukraina, Kiev, Presiden Ukraina Zelenskyy masih aktif main Twitter. Zelenskyy menginfokan kondisi terkini Ukraina.

Melalui akun Twitter resminya @ZelenskyyUa, Presiden Ukraina ini begitu aktif mencuit atau men-tweet terkait perkembangan Ukraina.

Terbaru, Presiden Ukraina mencuit sekitar pukul 07.00 WIB Senin pagi (28/2).

“Juga melakukan percakapan telepon dengan @vonderleyen. Berbicara tentang keputusan konkret untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina, bantuan keuangan makro dan keanggotaan Ukraina di #EU ,” cuit Presiden Ukraina.

“Berbicara dengan Perdana Menteri @BorisJohnson dan Presiden @AndrzejDuda tentang situasi keamanan saat ini. Menyetujui langkah bersama lebih lanjut untuk melawan agresor. Koalisi anti-perang beraksi!,” katanya lagi.

“Terima kasih atas perbincangan hangatnya, Yang Mulia #Bartholomew . Kata-kata Anda seperti tangan yang menahan kami di masa sulit ini. Ukraina merasakan dukungan spiritual dan kekuatan doa Anda. Kami berharap untuk perdamaian secepatnya,” jelasnya dalam cuitan itu.

Dalam selang satu jam, Presiden Ukraina ini bisa mengunggah cuitan dua atau tiga kali. Cuitannya dalam dua bahasa, Inggris dan Ukraina.

Hingga hari kelima pertempuran atau sejak Kamis, Ibu Kota Ukraina, Kiev, belum bisa ditaklukkan tentara Rusia.

Sementara itu, seorang staf senior Pentagon menyebut Rusia ‘frustrasi’ menghadapi perlawanan keras yang dilakukan pasukan Ukraina.

Perlawanan keras ini memperlambat pergerakan Rusia dan menahannya di bagian luar Kiev.

Menurut informasi Pentagon, Rusia sekarang memiliki setidaknya 50 persen dari kekuatan invasi besar-besaran di Ukraina. Tetapi, pasukan itu membuat kemajuan yang lambat pada tiga titik invasi, karena perlawanan keras yang tak terduga dari Ukraina.

“Kami memiliki indikasi bahwa Rusia semakin frustrasi dengan kurangnya momentum selama 24 jam terakhir, terutama di bagian utara Ukraina,” kata pejabat yang memberikan keterangan secara anonim ini, seperti dikutip AFP.

Pentagon mengklaim invasi Rusia memiliki kekuatan lebih dari 150 ribu tentara, kendaraan berat, rudal, dan serangan udara. Namun, serangan tersebut dinilai tidak berkembang seperti yang diharapkan sejak dimulai pada Kamis (24/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: